Pendapatan Meningkat, Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Bisa Berkurang

PinFunPapua.com, Manokwari – Penjabat Sekretaris Daerah mengatakan, secara umum di enam Provinsi masuk dalam kategori kemiskinan ekstrim.

 

“Kalau pendapatan berkurang dari Rp. 10 Ribu kita masuk kategori kemiskinan ekstrem, yang akan berdampak stunting, karena tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, ” ungkap Yacob kepada wartawan, Jumat (6/10/2023).

 

Menurutnya, kemiskinan ekstrem belum turun, sehingga dengan program gemar Papeda yang di inisiasi Kanwil Kemenag Papua Ini salah satu gerakan mendukung percepatan penurunan kemiskinan ekstrem di Papua Barat.

 

“Dengan cara membeli bahan pokok Pangan lokal yang dijual masyarakat, dengan membeli produk mereka, maka itu menjadi pendapatan bagi mereka, dan kita bisa berupaya untuk penurunan kemiskinan ekstrem,” tuturnya.

 

Selain itu juga, dengan pendapatan mereka dapat mencukupi kebutuhan ekonomi. Ini upaya juga menurunkan stunting dengan berbagai program-program yang bersentuhan langsung di masyarakat.

 

” Untuk menurunkan dua kasus ini, mari kita sama-sama mendukung masyarakat dengan membeli pangan lokal mereka. Dengan begitu, kasus kemiskinan ekstrem dan stunting mampu diminalisir,” tuturnya.

 

Pemrov Papua Barat berkomitmen menurunkan prevalensi kemiskinan ekstrem dan Stunting di Papua Barat.

 

Saat ini stunting di Papua Barat mencapai 13,93 persen. Prevalensi stunting sudah lebih kecil dari target nasional 14 persen. Namun kemiskinan belum turun.

 

Selain itu, kemiskinan ekstrim dan stunting ini berhubungan permasalahan inflasi menjadi momok yang hingga saat ini masih dihadapi oleh daerah.

 

Angka inflasi di Manokwari, peringkat ke 6. Salah satu penyumbang inflasi itu yakni penerbangan, komoditi kebutuhan pokok seperti, ikan, dan sayur mayur.

 

“Hari ini bapak ibu membeli prodak asli di sini, dan berkelanjutan itu sudah mendukung untuk menekan inflasi seperti itu,” ujarnya.

 

Yakob mengingatkan,berbagai negara dunia termaksud Indonesia diperhadapkan dengan pemanasan global yaitu musim kemarau kekeringan yang disebut Elnino

 

“Ini memberikan warning, saat ini suhu cuaca rata-rata di atas 27 derajat celcius. Kalau Elnino meningkatkan intensitas terjadi kekeringan berdampak kekurangan air. Hal ini menjadi perhatian kita semua,” ucapnya.

 

Sementara itu beberapa provinsi seperti, Sumatra, Sulawesi, secara umum di Jawa cek intensitas curah hujan menipis. Apa hubungannya dengan kita.

 

“Kalau curah hujan debit air kurang. Orang yang pertanian mengalami kekurangan air, tanaman kekurangan air, maka produksi pangan menurun. Kalau di wilayah Jawa dengan Sulawesi, kekurangan air, tentu produksi padi otomatis terbatas,” tuturnya.

 

Olehnya, di imbau seluruh masyarakat di Papua Barat menyediakan lahan pekarangan untuk berkebun dengan menanam berbagai komoditi lokal paling di utamakan. Jangan hanya beras tersedia tapi pangan lokal juga.

 

“Ketersediaan pangan lokal penting kenapa ketika itu suatu saat itu terjadi, maka menyelamatkan kita semuanya ancaman kekeringan termaksud kelaparan,” Imbuhnya. ( PFP-03 )

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *