PinFunPapua.com, Manokwari – Tokoh intelektual Arfak Daud Indouw, menyayangkan tindakan main hakim yang di lakukan oleh oknum warga masyarakat yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia yang terjadi di Kampung Kokoda, Sorong, Papua Barat Daya. Lantaran seorang wanita dituduh sebagai pelaku penculikan anak.
“Saya minta jangan main hakim sendiri yang berbuntut adanya korban jiwa, jika ada yang mencurigakan alangkah baik di serahkan kepada pihak berwajib. Jika ada hal seperti tidak perlu ambil tindakan berlebihan dan menghakimi seperti kejadian di Sorong mengakibatkan orang lain jadi korban,”kata Daud Indouw di Manokwari
Ia berharap, warga di Papua Barat jika ada mencurigakan mari kita bijak untuk menyikapi kejadian tersebut. Alangkah, baiknya orang itu diamankan dan kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib itu paling penting. Kalau main hakim sendiri lalu ada korban jiwa siapa yang bertanggung jawab, ini perlu kita sikapi bersama-sama,”katanya.
Selaku tokoh intelektual Arfak saya mengutuk keras tindakan-tindakan seperti itu. Tidak boleh terulang lagi, ini menjadi pembelajaran kita semua agar jangan main hakim sendiri berdampak merugikan diri kita sendiri.
“Mari kita belajar dari kejadian kemarin, di Sorong jangan terulang lagi. Saya tegaskan namanya waspada silakan, siapa pun orang baru mencurigakan silakan tapi jangan bertindak gegabah, tapi laporkan kepada yang berwajib. Silakan yang berwajib memproses, kalau tidak terbukti seperti apa yang dicurigakan orang itu bisa dapat dibebaskan,”ujarnya.
Selaku tokoh intelektual Arfak menyampaikan, sebagai manusia tindakan seperti itu sangat tidak etis dan tidak manusiawi. Saya lihat vidio, dimana sudah di aniaya kemudian di ditelanjangi dan di bakar itu tindakan yang tidak manusiawi.
“Kalau kita bikin tindakan seperti itu. Tidak pernah buat kejahatan, terus melakukan tindakan begitu, pasti ada hukum karmanya. Saya selaku tokoh intelektual Arfak merasa sedih dan kecewa dan mengutuk keras tindakan tidak manusiawi,”ungkapnya.
Padahal belum ada bukti melakukan penculikan anak kemudian di hakimi, aniaya dan di bakar hidup-hidup menurut Daud, orang orang seperti itu manusia yang tidak punya hati dan tidak berprikemanusiaan.
“Belum ada bukti, di siksa seperti itu. Padahal belum ada bukti melakukan penculikan. Dan dibakar hidup-hidup begitu, bagi saya itu tindakan biadap yang tidak manusiawi. Saya harap kabupaten/kota di Papua Barat lebih jelih melihat persoalan, jika terjadi laporkan ke pihak berwajib,” tuturnya.
Hal ini, di takutkan akan berdampak konflik horizontal yang terjadi di masyarakat. Kejadian-kejadian seperti di hidarkan di Tanah Papua khusus di Provinsi Papua Barat. Kalau ada seperti yang mencurigakan jika itu terbukti, serahkan ke kantor polisi.
“Saya memberikan apresiasi kepada Polresta Sorong kota berhasil menangkap pelaku pembakaran. Dia harap pelaku di proses hukum yang berlaku di negara ini, sehingga memberikan efek jera agar tidak terulang lagi melakukan tindakan yang menghilangkan nyawa orang,” pungkasnya. (PFP-03)