
PinFunPapua.com, Fakfak – Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. H. Ali Baham Temongmere, M.Tp, bersama Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Dr. Drs. Muhammad Musaad, M.Si, secara resmi membuka Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua pada Sabtu (11/01/2025). Acara ini digelar di Gedung Wintder Tuare, Fakfak.
Dalam sambutannya, Ali Baham Temongmere menyoroti panjangnya perjalanan kajian tentang sejarah masuknya Islam di Papua. Menurutnya, diskusi ini telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade, sejak ia menjabat sebagai camat. “Dari dulu, mulai dari saya jadi camat, pembahasan ini selalu dibahas. Kalau hari ini sudah ada kesepakatan, saya siap menandatangani keputusan untuk mengakhiri perjalanan panjang ini,” ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Musaad menegaskan pentingnya legitimasi untuk menetapkan sejarah ini. “Jika hari ini disepakati, maka menjadi tanggung jawab bersama umat Islam untuk mensosialisasikan dan mengembangkan hasil keputusan ini. Kehadiran Islam di tanah Papua bukan untuk menyingkirkan, tetapi untuk saling menguatkan antarumat beragama,” ungkapnya.
Pentingnya Penelitian dan Kajian Ilmiah
Ketua Umum MUI Papua Barat, KH. Ahmad Nausrau, Spd.I., MM, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan tahapan akhir dari serangkaian penelitian dan kajian ilmiah sejak tahun 2006. Berbagai seminar sebelumnya telah menghasilkan buku yang merangkum hasil kajian, termasuk penelitian yang dilakukan pada MTQ ke-2 Irian Jaya Barat dan Rakernas MUI Pusat di Raja Ampat.
“Dengan bukti ilmiah yang telah dihimpun, sudah waktunya untuk menetapkan waktu dan tempat masuknya Islam di Papua. Ini memiliki nilai spiritual yang besar bagi umat Islam,” kata Nausrau.
Dalam seminar ini, Nausrau mengungkapkan bahwa kedatangan mubalig Abdul Ghaffar dari Aceh di Fatagar Lama, Tanjung Tutin, pada 8 Agustus 1360, dianggap sebagai awal mula penyebaran Islam di tanah Papua.
Acara ini juga dihadiri oleh Raja Fhatagar, Raja Rumbati, Raja Sekar Pikpik, Raja Wertuar, Raja Komisi, Raja Namatota, serta tokoh penting lainnya, termasuk Kabinda Papua Barat Brigjen TNI Sri Widodo, anggota DPR Papua Barat, Saleh Siknun, dan Ketua MRPB Papua Barat Judson Ferdinandus Waprak. (Dhy)