
PinFunPapua.com, Fakfak – Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua di Fakfak, Sabtu (11/01/2025), menjadi momentum penting bagi umat Islam di Papua. Dengan dihadiri oleh pejabat tinggi, tokoh agama, dan akademisi, seminar ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan final tentang sejarah masuknya Islam di wilayah ini.
Ketua Umum MUI Papua Barat, KH. Ahmad Nausrau, menegaskan bahwa seminar ini adalah puncak dari proses panjang penelitian dan diskusi yang telah dimulai sejak 2006. “Selama 18 tahun, berbagai seminar dan kajian telah dilakukan, namun belum ada kesepakatan bersama. Hari ini adalah saatnya untuk menentukan,” katanya.
Keterlibatan Para Raja dan Tokoh Akademik
Seminar ini menghadirkan para raja dari berbagai wilayah di Papua, seperti Raja Fhatagar, Raja Rumbati, Raja Sekar Pikpik, Raja Wertuar, Raja Komisi, dan Raja Namatota. Selain itu, pimpinan perguruan tinggi seperti Rektor IAIN Sorong, Rektor Unamin Sorong, Rektor Unimuda Sorong, Ketua STAI Al Mahdi Fakfak, serta Ketua Umum MUI dari kabupaten/kota di Papua turut hadir.
Setelah pembukaan, seminar dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan pembicara utama, seperti Prof. Ismail Suardi Wekke, MA., Ph.D, Prof. Yon Machmudi, Ph.D, dan Sekjen MUI Pusat, Dr. H. Amirsyah Tambunan, MA. Diskusi ini juga melibatkan tokoh lokal, termasuk Drs. H. Ali Baham Temongmere, Abdul Samad Bauw, S.Pd.I, dan Jafar Werfete, S.Sos., MM.
Langkah Strategis Menuju Legitimasi Sejarah
Muhammad Musaad, Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, menekankan pentingnya legitimasi dalam menetapkan sejarah. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Penetapan ini tidak hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun persaudaraan dan harmoni antarumat beragama di Papua,” ujarnya.
Seminar ini diharapkan menjadi tonggak sejarah bagi umat Islam di Papua dan Indonesia secara keseluruhan. Dengan legitimasi yang kuat, hasil seminar ini akan menjadi dasar penting untuk pengembangan dan sosialisasi nilai-nilai Islam yang menghormati keragaman budaya dan agama di tanah Papua.