
Wakil Ketua I Majelis Rakyat Papua Provinsi Pappua Barat Raimond Mandacan ( FOTO : Istimewah )
MANOKWARI, PinFunPapa.com – Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghormati upaya maksimal yang telah dilakukan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam proses pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun, mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Teluk Bintuni, yang dinyatakan hilang sejak April 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua MRP Papua Barat, Raimond Mandacan, menanggapi berakhirnya operasi pencarian tahap ketiga yang dilakukan oleh tim gabungan Polri, TNI, SAR, dan pihak terkait lainnya. Raimond menekankan bahwa semua pihak harus menghargai kerja keras dan dedikasi Polri selama proses pencarian, terlepas dari hasil akhir yang diperoleh.
“Terlepas dari hasilnya—apakah Iptu Tomi Samuel Marbun ditemukan atau tidak—upaya yang dilakukan oleh Polri, khususnya Kapolda Papua Barat beserta jajarannya, harus dihormati oleh semua kalangan,” ujar Raimond Mandacan, Jumat (2/5/2025).
Ia menyampaikan rasa dukacita secara pribadi maupun atas nama lembaga atas hilangnya perwira polisi tersebut. Raimond juga menekankan bahwa operasi pencarian ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi resmi yang dikeluarkan oleh Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
“Pencarian tahap ketiga ini merupakan bagian dari menjawab rekomendasi Komisi III DPR RI beberapa waktu lalu,” tegasnya.
Ia berharap agar tidak ada lagi kegaduhan atau spekulasi yang dilontarkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak memahami kompleksitas dan risiko operasi pencarian tersebut. Raimond mengingatkan bahwa proses dan tahapan yang dijalankan Polri sudah dilakukan secara maksimal dan profesional.
Tantangan Operasi di Lapangan
Operasi pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun yang digelar sejak 20 April 2025 hingga awal Mei 2025 berada di bawah sandi operasi Alfa Bravo Moskona 2025. Pencarian ini menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari medan berat, cuaca ekstrem, hingga ancaman dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di kawasan Hutan Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni.
Sebanyak 510 personel gabungan yang terdiri atas anggota Polri, TNI, tim SAR, serta perwakilan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua dikerahkan dalam operasi tersebut. Pencarian dilakukan melalui jalur darat, laut, dan udara menggunakan helikopter, serta penyisiran langsung di dalam hutan belantara.
Operasi ini dibagi ke dalam tiga zona: hijau, kuning, dan merah. Zona merah dinyatakan sebagai area paling berisiko karena medan yang sangat ekstrem, arus sungai yang deras, serta keberadaan predator alam seperti buaya dan lebah hutan.
Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Johnny Eddizon Isir, menyampaikan bahwa operasi ini memiliki dua tujuan utama, yakni memastikan keberadaan dan kondisi Iptu Tomi, serta mengungkap kronologi kejadian melalui olah tempat kejadian perkara (TKP) dan rekonstruksi.
Dari hasil rekonstruksi, diketahui bahwa terdapat sembilan orang yang mencoba menyeberangi sungai pada saat kejadian. Delapan di antaranya berhasil selamat, sementara Iptu Tomi menjadi satu-satunya yang tidak berhasil menyeberang dan dinyatakan hilang.
Kepala Operasi Alfa Bravo Moskona 2025, Brigjen Pol Gatot Mangkurat Putra, mengakui bahwa berbagai hambatan turut mempersulit pencarian, termasuk arus sungai yang deras, vegetasi hutan yang lebat, hingga keberadaan kelompok kriminal bersenjata yang diperkirakan berjumlah sekitar 15 orang.
“Meskipun menghadapi risiko tinggi, seluruh tim tetap menjalankan operasi ini dengan menjunjung tinggi keselamatan, profesionalisme, dan standar operasional yang ketat. Operasi ini merupakan wujud nyata pengabdian kepada masyarakat serta komitmen untuk menuntaskan misi kemanusiaan ini,” ungkap Brigjen Gatot. (red)