
FAKFAK, PinFunPapua.com – Dalam rangka menyambut dua momentum bersejarah bagi masyarakat Papua Barat, yakni peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) perdana masuknya Islam di Tanah Papua pada 8 Agustus 2025 dan HUT ke-4 masuknya agama Katolik di Pulau Bone yang jatuh pada 22 Mei, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Barat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Fakfak. Kunjungan tersebut bertujuan untuk meninjau langsung kesiapan lokasi dan berbagai fasilitas penunjang kegiatan.
Anggota Komisi II DPR Papua Barat, Fachry Tura, mengajak seluruh lapisan masyarakat Fakfak untuk bersama-sama mendukung dan menyukseskan perhelatan ini. Ia mengakui bahwa waktu persiapan cukup terbatas, namun optimistis bahwa dengan kerja sama seluruh pihak, acara akan berjalan lancar.
“Dengan segala ikhtiar dan waktu yang singkat ini, mari kita, warga Fakfak, bahu-membahu melakukan yang terbaik demi kelancaran acara ini. Ini bukan hanya soal perayaan, melainkan menyangkut sejarah dan peradaban yang berkelanjutan bagi generasi mendatang,” ujar Fachry.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan infrastruktur seperti pembangunan menara sinyal dan penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menjamin kelancaran teknis selama pelaksanaan kegiatan.
Senada dengan itu, Anggota Komisi IV DPR Papua Barat, Dantopan Sarungallo, S.T., M.T., menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Fakfak dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menyoroti perlunya penyediaan fasilitas dasar, khususnya MCK (mandi, cuci, kakus), yang memadai untuk mendukung kenyamanan peserta dan tamu undangan, terutama saat pembukaan pada 8 Agustus mendatang.
“Kampung Gar Tuare sebagai lokasi utama kegiatan memiliki nilai historis yang tinggi. Potensinya sebagai destinasi wisata religi harus dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” jelas Dantopan.
Selain itu, ia juga menyinggung persoalan kesejahteraan warga, khususnya terkait kesulitan dalam memasarkan hasil laut, yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan pusat.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Papua Barat, Salim Alhamid, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat masyarakat Distrik Furwagi, khususnya dari Kampung Rumbati yang dipimpin oleh Raja Abdul Gani I Bauw. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Fakfak turut aktif dalam proses pembangunan situs keagamaan yang menjadi simbol toleransi dan sejarah keberagaman di Tanah Papua.
“Pembangunan situs keagamaan ini harus menjadi program bersama antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Keterlibatan aktif kedua belah pihak sangat diperlukan agar hasilnya maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” tegas Salim.
Anggota Komisi I lainnya, Andrianus Mansin, juga menekankan pentingnya percepatan pembangunan akses dan fasilitas dasar menuju lokasi kegiatan. Ia menyoroti kebutuhan kapal penghubung antar kampung, air bersih, serta MCK, mengingat lokasi utama acara berada di Kampung Gar, yang tidak berada di pusat kota.
“Persiapan fisik harus dimulai sejak awal agar tidak terjadi kendala di hari pelaksanaan,” ujarnya.
Dalam kunjungan kerja tersebut, turut hadir sejumlah anggota DPR Papua Barat dari berbagai komisi, di antaranya H. Asri, S.T., Amin Ngabalin, Clifford H. Ndandarmana, dan Iskandar Tasa. Mereka bersama-sama meninjau lokasi dan berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi serta memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan peringatan sejarah keagamaan tersebut.
Kunjungan ini menegaskan komitmen DPR Papua Barat dalam mendukung pelestarian sejarah peradaban agama di Tanah Papua. Selain memperingati nilai-nilai spiritual, kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk mendorong pembangunan daerah berbasis budaya dan kearifan lokal yang selama ini menjadi kekuatan utama masyarakat Papua ( Risman )