
MANOKWARI, PinFunPapua.com — Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT) melalui Koordinator Wilayah Yalimo, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang (YYP) menggelar seminar bertajuk “Mengenali Simbol dan Tanda Baca” pada Sabtu, 2 Agustus 2025, di Auditorium Asrama Mahasiswa Yalimo, Amban, Manokwari. Kegiatan ini menjadi bagian dari program pendidikan nonformal yang digagas oleh internal YYP, khususnya Biro Penalaran dan Keilmuan, sebagai upaya memperkuat kapasitas literasi dan penalaran akademik mahasiswa asal pegunungan Papua di Manokwari.
Seminar tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan pemuda dari tiga wilayah asal yakni Yalimo, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang. Kehadiran peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam memanfaatkan ruang belajar informal yang dibangun di luar institusi kampus. Selain memberi kontribusi terhadap penguatan soft skill, kegiatan ini juga menjadi wadah pengembangan diri serta budaya berpikir ilmiah di kalangan anggota organisasi mahasiswa daerah.
Maikel Yalak, selaku pemateri utama, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa penguasaan simbol dan tanda baca merupakan fondasi dasar dalam keterampilan menulis, baik dalam ranah akademik maupun nonakademik. “Penulisan yang baik dimulai dari pemahaman yang benar terhadap simbol dan tanda baca,” ujarnya. Materi tersebut disampaikan secara interaktif dan dipandu oleh Emika Itlay selaku moderator.
Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Yalimo, Beni Itlay, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi diskusi mahasiswa Yali besar yang telah dilaksanakan sebelumnya. Seminar ini juga menjadi bagian dari upaya memperluas ruang belajar di luar kegiatan formal kampus. “Kami ingin menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin dalam pengembangan literasi dan karakter mahasiswa,” katanya.
Hal senada disampaikan Ketua Korwil Yahukimo, Oni Kabak, yang menegaskan pentingnya kegiatan seperti ini dalam membentuk daya pikir kritis serta membangun karakter intelektual yang kokoh di kalangan mahasiswa. Dukungan juga disampaikan oleh Ketua Korwil Pegunungan Bintang, Maok Almung, yang menyebut kegiatan ini sebagai salah satu bentuk konsolidasi intelektual pemuda dari wilayah Pegunungan Tengah Papua di Manokwari.
Seminar ini digerakkan oleh tiga tokoh muda dari Biro Penalaran dan Keilmuan masing-masing wilayah, yakni Sadrak Fariyon (Yalimo), Yingki Kabak (Yahukimo), dan Eser Balyo (Pegunungan Bintang). Kolaborasi antarwilayah ini menunjukkan semangat sinergi dalam membangun ruang edukasi bersama yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain nilai edukatif, kegiatan ini juga memberikan dampak sosial yang positif dengan mempererat solidaritas dan kekeluargaan di antara anggota IMPT wilayah YYP. Ke depan, seminar semacam ini diharapkan dapat menjadi fondasi penting bagi program-program pengembangan kapasitas, literasi kritis, dan diskusi ilmiah lainnya di lingkungan mahasiswa Papua di Manokwari. (Risman)