
FAKFAK, PinFunPapua.com — Dalam rangka memperkuat wawasan kebangsaan dan mencegah penyebaran paham radikalisme di lingkungan kerja, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Fakfak menyelenggarakan kegiatan pembinaan khusus bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Selasa (5/8/2025). Kegiatan ini berlangsung di lantai dua Kantor Kemenag Fakfak.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari agenda serupa yang sebelumnya digelar pada Kamis (31/7/2025), yang menyasar ASN dari berbagai unit di lingkungan Kemenag Fakfak. Pembinaan kali ini difokuskan pada ASN yang bertugas di kantor pusat Kemenag Fakfak.
Ketua Tim Pencegahan Paham Radikalisme ASN Kemenag Fakfak, Abdullah Said, S.H.I., M.Ag., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam menangkal paham-paham menyimpang yang dapat mengganggu stabilitas dan kedamaian, khususnya di kalangan ASN Kementerian Agama.
“Kita ingin ASN Kemenag menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama dan kebangsaan. Karena itu, pemahaman dan kewaspadaan terhadap paham radikalisme harus terus dibangun,” ujar Abdullah Said.
Peserta kegiatan berasal dari berbagai unit kerja, termasuk Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Bimas Kristen, Pendidikan Islam, Penyelenggara Haji dan Umrah, Penyelenggara Katolik, Hindu, dan Buddha. Selain itu, hadir pula para kepala Kantor Urusan Agama (KUA) se-Kabupaten Fakfak beserta staf, serta guru-guru agama Katolik dan Kristen.
Sejumlah narasumber dihadirkan dalam pembinaan tersebut, antara lain Komandan Satgaswil Densus 88 Antiteror Polri Wilayah Papua Barat, Kepala Kantor Kemenag Fakfak, Kepala Seksi Bimas Kristen, Penyelenggara Katolik, serta tim Pencegahan Radikalisme Kemenag Fakfak.
Dalam pemaparan materi, para narasumber secara tegas menyatakan bahwa radikalisme dan terorisme bukanlah bagian dari ajaran agama mana pun. Mereka menegaskan bahwa seluruh agama sejatinya mengajarkan cinta kasih, perdamaian, dan toleransi antarmanusia.
“Radikalisme bukanlah ajaran agama. Terorisme tidak punya agama. Semua agama mengajarkan kedamaian,” tegas salah satu narasumber dari Densus 88.
Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan dapat diperluas hingga ke lembaga-lembaga pendidikan di Kabupaten Fakfak. Hal ini dinilai penting untuk membentengi generasi muda dari pengaruh ideologi ekstrem yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan di tempat kerja masing-masing, menyampaikan pesan damai, dan memperkuat nilai-nilai toleransi,” pungkas Abdullah Said. (Risman)