
FAKFAK, PinFunPapua.com — Dalam rangka menjaga semangat nasionalisme serta memperkuat nilai-nilai kebangsaan menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Densus 88 Anti Teror (AT) Papua Barat menggelar sosialisasi pencegahan paham radikalisme dan intoleransi kepada calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Fakfak.
Kegiatan edukatif ini berlangsung pada Rabu (6/8/2025) di Stadion 16 November, Jalan Cendrawasih, Fakfak Utara, dan diikuti oleh 79 siswa-siswi perwakilan sekolah dari berbagai distrik di Kabupaten Fakfak yang tergabung sebagai calon Paskibraka Tahun 2025.
Sosialisasi dipimpin oleh Katim Idencegah Den 88 AT Satgaswil Papua Barat, Ipda M. Arfan Jaya, S.H., dengan melibatkan kolaborasi antara Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Fakfak, Polres Fakfak, serta Tim Pencegahan Paham Radikalisme Fakfak.
Dalam pemaparannya, Ipda Arfan menegaskan pentingnya peran generasi muda, khususnya calon Paskibraka, dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ia menekankan bahwa paham radikalisme dan intoleransi merupakan ancaman serius yang dapat merusak harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Radikalisme dan intoleransi adalah ancaman nyata terhadap persatuan bangsa. Oleh karena itu, sekolah dan keluarga harus menjadi benteng pertama dalam mencegah penyebaran ideologi tersebut, dengan membangun budaya toleransi, literasi digital yang bijak, dan penguatan pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan,” ujar Ipda Arfan.
Ia juga menjelaskan sejumlah indikasi awal yang dapat menjadi tanda siswa mulai terpapar paham radikal, di antaranya cenderung mengisolasi diri dari lingkungan sosial, menolak simbol-simbol negara, hingga aktif menyebarkan konten provokatif melalui media sosial.
Untuk itu, peran guru, orang tua, serta institusi pendidikan dinilai sangat krusial dalam mendeteksi gejala tersebut sejak dini. Selain itu, penting pula adanya sinergi lintas sektor dengan berbagai pihak, seperti aparat keamanan, Kementerian Agama, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dan lembaga pendidikan lainnya.
Dalam sesi diskusi, peserta juga diberikan strategi konkret dalam upaya pencegahan radikalisme, di antaranya integrasi pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah, penguatan wawasan kebangsaan, pengembangan literasi digital yang bertanggung jawab, serta peningkatan ketahanan keluarga dan lingkungan.
Sosialisasi ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta dan narasumber. Para calon Paskibraka menunjukkan antusiasme tinggi, serta berkomitmen menjadi duta perdamaian dan persatuan di tengah keberagaman yang ada di Fakfak dan Papua Barat pada umumnya.
Kegiatan berlangsung aman, tertib, dan penuh semangat hingga pukul 11.00 WIT. Melalui kegiatan ini, Satgaswil Densus 88 AT Papua Barat berharap generasi muda, khususnya Paskibraka, menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman ideologi radikal dan intoleran. (Risman)