
MANOKWARI, PinFunPapua.com – Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Papua Barat akhirnya membuka layanan cuci darah (Hemodialisis) setelah melalui proses persiapan panjang sejak pertengahan 2023. Direktur RSUP Papua Barat, dr. Arnold Tiniap, menyebut layanan tersebut baru bisa diluncurkan pada Agustus 2025 karena harus melalui berbagai tahapan perizinan.
“Dan baru dibuka pada hari ini, karena ada banyak perizinan yang harus diselesaikan,” jelas Arnold saat mendampingi Gubernur Papua Barat dalam peresmian layanan Hemodialisis.
Menurut Arnold, sudah ada 21 pasien yang mendaftar untuk mendapatkan layanan cuci darah. Dari jumlah itu, lima pasien masih berada dalam daftar tunggu. Pasien-pasien tersebut umumnya adalah warga Papua Barat yang selama ini terpaksa menjalani cuci darah di luar daerah.
“Dengan dibukanya layanan ini, mereka dapat kembali melakukan perawatan di Manokwari. Namun, biaya yang mencapai Rp800 ribu hingga Rp1 juta sekali tindakan jelas cukup berat bagi masyarakat. Bila dikalkulasikan, dalam seminggu bisa mencapai Rp1,6 juta hingga Rp2 juta, atau lebih dari Rp8 juta sebulan,” terang Arnold.
Ia berharap program Papua Barat Sehat dapat membantu meringankan beban pasien, terutama jika pembiayaan layanan Hemodialisis ini dapat ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat menegaskan bahwa pemenuhan fasilitas Hemodialisis akan terus ditingkatkan. Saat ini RSUP Papua Barat baru memiliki empat unit mesin dari sepuluh unit yang dibutuhkan. Pemerintah berkomitmen menambah unit, melengkapi tenaga medis, serta memastikan anggaran tersedia untuk mendukung layanan vital ini.
Usai peresmian, Gubernur Dominggus Mandacan bersama Direktur RSUP, Kepala Dinas Kesehatan, serta sejumlah perangkat daerah meninjau langsung fasilitas Hemodialisis. Kehadiran layanan ini diharapkan menjadi awal peningkatan mutu layanan kesehatan bagi pasien gagal ginjal di Papua Barat. (red)