
MANOKWARI, PinFunPapua.com – Aktivis dan pemuda Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, menyerukan kepada Pemerintah Kabupaten Nabire serta aparat keamanan untuk segera mengambil langkah tegas dalam menangani permasalahan yang terjadi di Kampung Manunggal Jaya, Distrik Makimi. Mereka menilai situasi di wilayah tersebut sudah masuk kategori darurat dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
“Kami, pemuda Nabire, menyampaikan bahwa permasalahan di Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Nabire, Distrik Makimi, Kampung Manunggal Jaya bukan masalah biasa. Ini masalah yang sangat urgent,” ujar Yusuf Reski Lelo, perwakilan aktivis pemuda Nabire, saat menyampaikan pernyataannya.
Menurut Yusuf, permasalahan yang dipicu oleh insiden kecelakaan lalu lintas (laka lantas) tersebut telah menimbulkan dampak sosial yang luas dan mengganggu ketenteraman warga. Kondisi ini bahkan telah menghambat aktivitas pendidikan di wilayah itu, di mana kegiatan belajar mengajar di SD dan SMP Kampung Manunggal Jaya terpaksa dihentikan sementara.
“Permasalahan ini membuat siswa dan siswi mengalami tekanan mental hingga ketakutan. Mereka tidak berani kembali bersekolah seperti biasanya,” jelas Yusuf.
Ia menambahkan, dampak psikologis tidak hanya dirasakan oleh para pelajar, tetapi juga oleh seluruh masyarakat kampung. Aktivitas ekonomi warga, terutama di sektor pertanian, ikut terhenti akibat rasa takut dan ketegangan yang masih terjadi di lingkungan mereka.
“Kami, pemuda Nabire, menekan kepada Pemerintah Kabupaten Nabire agar segera merespons dan mengambil tindakan serius atas permasalahan tersebut,” tegas Yusuf.
Dalam pernyataannya, para pemuda juga meminta keterlibatan aktif Aparat Penegak Hukum (APH), TNI, dan Polri untuk segera mengamankan situasi di Kampung Manunggal Jaya. Menurut mereka, langkah cepat aparat sangat diperlukan untuk mencegah gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah Nabire.
“Kami meminta aparat keamanan, sebagai tembok dasar negara ini, untuk hadir dan mengamankan wilayah tersebut hingga permasalahan benar-benar selesai,” lanjut Yusuf.
Selain itu, pemuda Nabire juga mendorong Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Tengah agar turun tangan menyikapi persoalan ini. Mereka menilai keterlibatan MRP sangat penting mengingat persoalan yang terjadi juga memiliki dimensi adat yang belum terselesaikan.
“Kami menghimbau MRP Papua Tengah untuk segera merespons, karena ini adalah persoalan adat yang harus diselesaikan secara bermartabat,” ujar Yusuf.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa masyarakat di SP 4 Kampung Manunggal Jaya merupakan warga transmigrasi yang bergantung penuh pada hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akibat situasi yang tidak kondusif, sebagian warga kini terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman.
“Mereka tertekan hingga anak dan istrinya diungsikan. Karena itu, kami meminta respon positif dari pemerintah agar mereka bisa hidup seperti semula,” tuturnya.
Melalui wadah Gerakan Pemuda Peduli Kemanusiaan Papua Tengah, Yusuf dan rekan-rekannya menegaskan bahwa suara mereka merupakan bentuk kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah sekaligus panggilan kemanusiaan untuk memastikan keselamatan dan ketentraman warga di Kampung Manunggal Jaya. (JN)