
Tokoh reformasi Suku Besar Arfak, Obet Arik Ayok Rumbruren (FOTO:Aufrida Marisan)
MANOKWARI, PinFunPapua.com – Tokoh reformasi Suku Besar Arfak, Obet Arik Ayok Rumbruren, menegaskan bahwa peringatan satu abad atau 100 tahun nubuatan Pendeta Isak Samuel Kijne harus menjadi momentum bagi orang Papua untuk kembali pada jati diri dan nilai-nilai peradaban yang sejati.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di Manokwari, Senin (20/10/2025), Obet mengatakan, nubuat yang disampaikan oleh I.S. Kijne di Teluk Wondama pada 25 Oktober 1925 menjadi tonggak sejarah penting bagi bangsa Papua.
“Sekalipun orang datang dengan kepandaian dan pengetahuan sebesar apa pun, bangsa ini tidak akan berubah kecuali jika bangsa ini sendiri bangkit dan membangun dirinya sendiri,” tutur Obet mengutip pesan Kijne di atas Batu Peradaban Wondama.
Menurutnya, pesan itu menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat Papua—baik dari suku besar Arfak, Doreri, maupun Wamesa—bahwa kemajuan sejati hanya bisa dicapai jika orang Papua menata diri sebagai satu bangsa yang berdaulat secara moral dan budaya.
Obet juga menyoroti kondisi Papua saat ini yang menurutnya mulai terpengaruh oleh berbagai kepentingan eksternal, baik melalui lembaga agama, pemerintahan, maupun organisasi-organisasi masyarakat.
“Saya kuatir, seratus tahun ke depan, Papua seperti apa? Jangan sampai orang Papua kehilangan jati dirinya dan lupa bahwa mereka adalah satu bangsa yang unik dan berharga,” ujarnya.
Ia berharap, peringatan satu abad nubuatan Kijne bukan hanya sekadar seremoni, tetapi menjadi momen refleksi besar untuk memperkuat kesadaran kebangsaan Papua di tengah arus globalisasi dan modernisasi. (red)