
MANOKWARI, PinFunPapua.com – Tokoh reformasi Suku Besar Arfak, Obet Arik Ayok Rumbruren, mengingatkan peran penting Gereja Kristen Injili (GKI) dan pemerintah dalam menyelamatkan manusia Papua di tengah berbagai persoalan sosial dan kemanusiaan.
Menurutnya, Gereja harus berani bersuara, tidak hanya di mimbar pada hari Minggu, tetapi juga dalam ruang publik untuk menegakkan keadilan dan kemanusiaan.
“GKI harus berdiri tegak sebagai rumah besar bagi orang Papua. Jangan baru bicara ketika Pilkada berlangsung. Gereja harus bersuara untuk manusia Papua,” tegas Obet.
Ia menyoroti kondisi Papua yang menurutnya masih menghadapi pelanggaran hak asasi manusia dan ketimpangan sosial sejak masa lalu hingga kini.
“Sejak tahun 1965 banyak orang Papua mati, tapi Gereja seakan diam. Kalau Papua bagian dari Republik Indonesia, perlakukan orang Papua sebagai saudara, bukan objek pembangunan semata,” ujarnya.
Obet juga mengkritisi sikap pemerintah yang dinilainya lebih fokus pada eksploitasi kekayaan alam Papua ketimbang penyelamatan manusia Papua itu sendiri.
“Jangan hanya selamatkan kekayaan alam Papua, tapi selamatkan manusia Papua. Gereja dan adat harus bersatu, berbicara terang-terangan kepada pemerintah,” tambahnya.
Ia menyerukan agar GKI memanfaatkan peran strategisnya sebagai anggota Dewan Gereja Dunia dan Asia untuk memperjuangkan hak dan martabat orang Papua di forum nasional maupun internasional. (red)