
JAKARTA, PinFunPapua.com – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Soedeson Tandra, memberikan apresiasi tinggi kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) atas keberhasilan menindak 3.326 kasus premanisme dalam Operasi Kepolisian Kewilayahan yang digelar secara nasional sejak 1 Mei 2025. Ia menilai langkah tersebut sebagai wujud nyata kehadiran negara dalam menjamin ketertiban dan keamanan masyarakat.
“Sejak operasi dimulai pada 1 Mei 2025, Polri telah menangani 3.326 kasus premanisme di berbagai wilayah Indonesia. Ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam menjaga ketertiban,” ujar Tandra di Jakarta, Sabtu (10/5/2025).
Tandra menegaskan bahwa sikap tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merupakan jawaban yang tepat terhadap keresahan masyarakat atas maraknya aksi premanisme. Ia menyebut tindakan tegas dan cepat dari kepolisian sangat penting dalam menanggapi gangguan keamanan yang berpotensi menurunkan kualitas hidup warga dan menghambat iklim investasi.
“Kapolri telah menunjukkan kepemimpinan yang tegas, cepat, dan responsif. Ini penting untuk merespons berbagai bentuk gangguan keamanan yang meresahkan masyarakat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Tandra juga mengapresiasi capaian Polri dalam pemberantasan bentuk kejahatan lainnya, termasuk keberhasilan menggagalkan upaya penyelundupan 71 kilogram narkotika jenis sabu di Jambi pada awal Mei 2025. Ia menyebut keberhasilan tersebut sebagai pencapaian luar biasa dalam perang melawan narkoba yang merupakan ancaman serius bagi generasi muda Indonesia.
Selain itu, ia turut mendukung penuh pembentukan Desk Pemberantasan Judi Online yang telah diresmikan Polri pada 4 November 2024. Menurutnya, keberadaan desk tersebut menunjukkan komitmen kepolisian dalam menjawab tantangan kejahatan digital yang terus berkembang.
“Sejak dibentuk, desk ini telah menangani 1.271 kasus. Bahkan dalam kasus terbaru, polisi berhasil menyita dana sebesar Rp530 miliar dari ribuan rekening bank. Ini pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan keseriusan Polri dalam memberantas judi daring,” ujarnya.
Tandra juga menyoroti langkah cepat Polri dalam mengungkap kasus perdagangan ilegal bahan kimia berbahaya berupa 494,4 ton sianida yang diimpor dari Tiongkok dengan menggunakan perusahaan fiktif. Ia menyebut nilai omzet kasus tersebut mencapai Rp59 miliar dan menilai penindakan ini sebagai bentuk perlindungan terhadap rakyat dari ancaman kejahatan lintas negara.
“Ini menunjukkan respons cepat Polri terhadap kejahatan lintas negara. Kinerja seperti ini patut didukung semua pihak, karena ini bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga bentuk perlindungan terhadap rakyat,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho, menyatakan bahwa Operasi Kepolisian Kewilayahan merupakan langkah konkret dalam menumpas praktik premanisme yang kerap mengganggu rasa aman masyarakat dan menghambat iklim investasi nasional.
“Operasi ini adalah bentuk nyata upaya Polri memberantas premanisme yang mengganggu rasa aman masyarakat dan menghambat iklim investasi,” ujar Sandi.
Dengan berbagai capaian tersebut, Soedeson Tandra menilai Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjukkan reformasi nyata dalam menjaga ketertiban, menegakkan hukum, serta memberikan rasa keadilan bagi masyarakat luas. (red/adv)