
FAKFAK, PinFunPapua.com — Dalam rangka menyukseskan Konferensi III Dewan Adat Mbaham-Matta Fakfak yang dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2025, panitia pelaksana menggelar Konferensi Maghi (Qpoqpod Ntawa) di Gedung KONI Fakfak pada Rabu, 7 Mei 2025. Kegiatan tersebut berhasil menghimpun dana partisipatif dari masyarakat adat sebesar Rp155.440.000.
Ketua Panitia Konferensi III, Badarudin Haremba, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keterlibatan berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi datang tidak hanya dari anak-anak adat Fakfak, tetapi juga dari komunitas etnis Nusantara, Tionghoa, Arab, dan suku-suku asli Papua lainnya.
“Keterlibatan lintas komunitas menunjukkan bahwa nilai-nilai adat masih hidup dan menjadi fondasi kuat dalam membangun masa depan Fakfak. Semangat kebersamaan ini sejalan dengan filosofi ‘Satu Tungku Tiga Batu’ yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Mbaham-Matta,” ujar Badarudin dalam keterangan pers, Minggu (11/5/2025).
Dana yang telah terkumpul tersebut akan digunakan untuk mendukung sejumlah tahapan penting dalam rangkaian kegiatan Konferensi III. Di antaranya, sebesar Rp144 juta dialokasikan untuk pelaksanaan Kerapatan Marga di 144 marga dalam wilayah hukum adat Mbaham-Matta. Selain itu, Rp220 juta direncanakan untuk Musyawarah Wilayah Adat yang mencakup 22 subkomunal.
Konferensi ini juga akan memperkuat persatuan lintas etnis melalui musyawarah bersama antara masyarakat adat Papua, komunitas Nusantara, Tionghoa, dan Arab. Tema utama yang diusung pada Konferensi III adalah: “Berpijak pada Kebenaran Pencipta, Alam, dan Manusia untuk Pemulihan Negeri Papua.”
Dalam forum tersebut, berbagai isu strategis akan dibahas, termasuk usulan perubahan nama distrik menjadi nama-nama lokal adat, pengakuan terhadap marga-marga asli, serta penghormatan kepada tokoh pendidikan dan keagamaan di Fakfak.
Panitia juga akan membentuk sembilan komisi untuk mendalami topik-topik penting seperti pembangunan adat, pelestarian budaya, serta advokasi hak-hak masyarakat adat. Konferensi ini akan dihadiri oleh perwakilan dari tujuh wilayah adat se-Tanah Papua, serta sejumlah tokoh nasional dari berbagai lembaga, seperti Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), hingga tokoh adat Jose Ohee.
Tidak hanya bersifat formal, rangkaian Konferensi III juga akan diwarnai oleh kegiatan budaya dan olahraga, antara lain lomba dayung tambang dan pentas seni budaya yang digelar pada 10 November 2025. Selain itu, panitia juga akan membagikan kupon undian berhadiah pada 11 November sebagai bagian dari perayaan dan apresiasi terhadap partisipasi masyarakat.
Mengakhiri keterangannya, Badarudin mengajak seluruh masyarakat Fakfak dan Papua pada umumnya untuk turut menyukseskan agenda besar ini. “Konferensi ini bukan hanya milik Mbaham-Matta, tetapi juga milik semua masyarakat adat Papua. Mari kita jaga semangat persatuan dan bangun masa depan bersama,” pungkasnya penuh semangat. (Risman)