FAKFAK, PinFunPapua.com – Suasana haru dan penuh keprihatinan menyelimuti kawasan Jalan Dr. Salasa Namudat, Fakfak, Papua Barat, Senin (19/5/2025), saat sejumlah pedagang kecil hanya bisa pasrah menyaksikan lapak dagangan mereka dibongkar oleh petugas. Meski tidak menolak kebijakan penertiban yang dijalankan pemerintah daerah, para pedagang berharap adanya kepastian mengenai lokasi pengganti agar mereka tidak kehilangan sumber penghidupan.
Salah satu pedagang, Harmi Lukmana, menyampaikan bahwa para pelaku usaha kecil di lokasi tersebut menerima keputusan pembongkaran sebagai bagian dari penataan kota. Namun, ia menegaskan bahwa solusi pengganti berupa tempat berjualan yang layak sangat dibutuhkan demi kelangsungan hidup keluarga mereka.
“Kami tidak keberatan kalau memang harus dibongkar, tapi tolong beri kami tempat baru untuk berjualan. Kami juga butuh hidup, anak-anak kami sekolah, kami harus makan setiap hari,” ujar Harmi dengan nada penuh kesedihan.
Ia menambahkan bahwa di tengah tekanan ekonomi yang kian berat, pemerintah semestinya memiliki empati terhadap kondisi rakyat kecil yang berjuang memenuhi kebutuhan dasar mereka melalui usaha mandiri.
Menurut para pedagang, keberadaan mereka di kawasan tersebut selama ini justru memberikan dampak positif terhadap situasi keamanan dan ketertiban. Sebelum mereka berjualan di lokasi itu, area tersebut kerap dijadikan tempat mabuk-mabukan dan perkelahian oleh oknum tidak bertanggung jawab.
“Selama kami berjualan di sini, tempat ini tidak lagi sepi seperti dulu. Justru lebih aman karena ada aktivitas masyarakat. Kami membantu menghidupkan kawasan ini,” jelas Harmi.
Sejumlah pedagang lainnya bahkan tak kuasa menahan tangis ketika menyaksikan lapak yang dibangun dengan susah payah harus dibongkar. Mereka merasa pengorbanan selama ini seolah tak dihargai, dan menuntut agar ada solusi yang manusiawi dari pihak pemerintah daerah.
“Lapak ini kami bangun sendiri, dengan modal seadanya, supaya bisa berjualan dan menyambung hidup. Tapi sekarang harus hilang tanpa ada kepastian akan dipindah ke mana,” ujar salah satu pedagang lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Para pedagang kini hanya berharap adanya itikad baik dari pemerintah daerah untuk menyediakan lokasi pengganti yang layak dan mudah diakses masyarakat. Mereka juga menginginkan adanya dialog terbuka agar kebijakan penertiban tidak mematikan usaha rakyat kecil yang menggantungkan hidup dari aktivitas ekonomi harian.
“Kami tidak melawan, kami hanya minta kejelasan. Jangan biarkan kami kehilangan penghasilan tanpa tahu harus berbuat apa lagi,” tutur Harmi menutup pernyataannya. ( Risman )