
MANOKWARI, PinFunPapua.com – Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat, Abdul Fatah, menegaskan bahwa proses seleksi masuk SMA Taruna Kasuari Nusantara telah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati bersama pihak sekolah. Pernyataan ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat bersama DPRPB, menyikapi polemik penerimaan siswa baru tahun 2025.
Menurut Abdul Fatah, kuota penerimaan siswa tahun ini mencapai 112 orang dari total 506 pendaftar, yang terdiri atas 290 siswa OAP, 207 non-OAP, dan 9 jalur prestasi. “Sesuai dengan kesepakatan, komposisi siswa adalah 80 persen OAP dan 20 persen non-OAP,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa nilai rata-rata menjadi acuan utama dalam seleksi, yakni minimal 75 untuk siswa OAP dan 80 untuk non-OAP, disertai syarat fisik seperti tinggi badan. “Dalam banyak kasus, ditemukan calon siswa yang tidak bisa membaca dan menulis, sehingga kami harus menjelaskan secara langsung kepada orang tua,” jelasnya.
Abdul Fatah mencontohkan, ada 11 orang tua yang bersikeras bahwa anak mereka layak diterima. Namun setelah dites ulang secara bersama, ternyata anak-anak tersebut memang belum bisa membaca dan menulis. “Kami paham orang tua ingin anaknya masuk, tapi kualitas tetap harus dijaga. Sekolah ini didirikan agar bisa mencetak generasi unggul yang mampu bersaing di seleksi TNI, Polri, dan pendidikan tinggi lainnya,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa jika seluruh siswa yang digugurkan diakomodasi kembali, maka akan timbul kecemburuan dan gugatan dari pendaftar lain yang juga merasa berhak. “Kami mohon hal ini dipertimbangkan dengan bijak,” tutupnya. (red/rls)