
FAKFAK, PinFunPapua.com – Dari pekarangan rumah sederhana di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, lahir sebuah usaha yang kini menjadi tempat favorit anak muda dan pekerja. Mahatir, lulusan Teknik Pertambangan Universitas Papua (UNIPA) Manokwari, berhasil mewujudkan mimpinya mendirikan kedai kopi bernama Tomang Caffeine, sebuah ruang pertemuan sekaligus simbol inspirasi bagi generasi muda.
Kecintaan Mahatir terhadap kopi berawal sejak masa kuliahnya di Manokwari. Selama tiga tahun (2016–2019), ia bekerja sebagai barista di sebuah kedai kopi. Dari pengalaman itu, ia tidak hanya mengasah keterampilan meracik kopi, tetapi juga menumbuhkan mimpi untuk pulang dan membangun usaha sendiri di kampung halaman.
“Saya pecinta kopi sejak dulu. Saya suka prosesnya, dari petani sampai tersaji di cangkir,” ungkap Mahatir saat ditemui di kedainya, Minggu (24/8/2025).
Berbeda dengan banyak pemuda yang memilih jalur menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS), Mahatir mengambil langkah berani untuk berwirausaha. Dengan modal terbatas, ia mulai membangun kedainya sejak 2020. Dana yang diperoleh dari menyisihkan gaji sedikit demi sedikit digunakan untuk membeli material bangunan dan perlengkapan. Proses pembangunan dilakukan bertahap hingga akhirnya Tomang Caffeine resmi dibuka pada 2022.
Filosofi Nama Tomang Caffeine
Nama Tomang Caffeine diambil dari Tomang, sebuah tas tradisional khas Fakfak. Ide itu muncul ketika Mahatir ikut petani kopi memanen langsung di kebun. “Kopi hasil panen dimasukkan ke Tomang. Dari situ saya terinspirasi memberi nama kedai ini,” jelasnya.
Menurut Mahatir, Tomang memiliki filosofi sebagai wadah kebersamaan, tempat berkumpul dan berbagi. Dengan nama itu, ia berharap kedainya tidak sekadar tempat menikmati kopi, melainkan juga ruang bertemu dan bertukar pikiran.
Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda dan ASN
Berlokasi di Jalan Brawijaya, Kelurahan Fakfak Utara, Tomang Caffeine menawarkan suasana cozy dengan konsep rumah yang hangat. Pengunjung dapat memilih area duduk indoor maupun outdoor, sehingga nyaman untuk anak muda, pekerja, bahkan aparatur sipil negara (ASN) yang ingin bersantai setelah jam kerja.
Selain aneka minuman kopi, Tomang Caffeine juga menyajikan camilan hingga makanan berat seperti nasi goreng, ayam bakar, dan lalapan. Mahatir dibantu orang tuanya yang mengurus dapur, serta dua hingga tiga staf yang telah dilatih untuk melayani pelanggan dengan baik.
Mimpi Besar dan Pesan untuk Generasi Muda
Meski kedainya sudah ramai pengunjung, Mahatir tidak berhenti bermimpi. Ia berencana mengembangkan konsep edukasi kopi dari hulu hingga hilir. “Ke depan saya ingin tunjukkan bagaimana kopi dari petani bisa sampai ke cangkir. Jadi pengunjung bisa tahu prosesnya, bukan hanya menikmati hasil akhir,” katanya.
Sebagai seorang anak muda inspiratif, Mahatir berpesan kepada generasi sebayanya agar berani memulai. “Lakukan apa yang kamu suka, dan jalani dengan sungguh-sungguh. Jangan takut memulai, walau dari hal kecil,” ujarnya memberi semangat.
Kini, Tomang Caffeine bukan sekadar kedai kopi di pekarangan rumah, tetapi telah menjelma menjadi ikon baru bagi Fakfak. Kehadiran usaha ini tidak hanya menggerakkan ekonomi keluarga Mahatir, melainkan juga memberikan warna baru bagi geliat wirausaha lokal di Papua Barat. (Risman)