
MANOKWARI, PinFunPapua.com – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari melaksanakan kegiatan kerja bakti membersihkan Taman Pendeta Isak Samuel Kijne yang terletak di perempatan lampu merah Sinar Suri, Wosi, Manokwari, pada Sabtu (18/10/2025).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut perayaan satu abad nubuatan Pendeta Isak Samuel Kijne di Tanah Papua, khususnya di Kabupaten Teluk Wondama, yang akan diperingati pada 25 Oktober mendatang.
Dosen Etnografi Papua STIH Manokwari, Elisa Sroyer, S.Sos., M.Si., yang memimpin kegiatan tersebut sekaligus mewakili Ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma, S.H., M.Hum., menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga memberikan pembelajaran sejarah dan nilai-nilai perjuangan bagi mahasiswa.
“Walaupun kita tidak hadir langsung di Teluk Wondama, saya ingin mahasiswa memahami makna dan pesan dari seseorang yang pernah meninggalkan catatan dan goresan inspirasi bagi Tanah Papua, yaitu Pendeta Isak Samuel Kijne,” ujar Sroyer.
Elisa Sroyer menambahkan, Tugu Pendeta I.S. Kijne yang berada di lokasi tersebut dibangun pada tahun 2005 saat dirinya masih menjabat sebagai camat. Pembangunan tugu ini dimaksudkan untuk menghormati jasa dan warisan pemikiran Kijne, yang dikenal sebagai tokoh besar dalam sejarah dan pendidikan di Tanah Papua.
“Saya membangun tugu ini agar menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa untuk bekerja dengan setia, jujur, dan dengar-dengaran di atas tanah ini, sehingga dapat melayani masyarakat dengan hati,” katanya.
Dalam kegiatan itu, mahasiswa STIH juga membentangkan spanduk bertuliskan kutipan legendaris dari Pendeta Kijne:
“Barang siapa yang bekerja di tanah ini dengan setia, jujur, dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan di atas tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.”
Kutipan tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat Papua tentang pentingnya kerja keras, kejujuran, dan ketaatan dalam menjalani kehidupan di Tanah Papua.
Sroyer berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat kebersamaan dan memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai nilai-nilai sejarah, khususnya menjelang peringatan satu abad nubuatan Pendeta Isak Samuel Kijne di Kabupaten Teluk Wondama.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya mengenal sejarah dari buku, tetapi juga memaknainya melalui tindakan nyata dan pengabdian,” tutupnya.
(JN)