PinFunPapua.com, Manokwari – Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat, Melkias Werinussa mewakili Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat Drs Paulus Waterpauw resmi membuka Festival Ecotourism 2022. Festival tersebut mengusung Tema ” Membangun Investasi Ecotourism Papua Barat Yang Berkelanjutan”. Komitmen pemerintah bersama masyarakat sangat penting dalam upaya membangun minat investasi terutama dari sektor ecotourism.
“Ecotourism menjadi salah satu pilar kebanggaan dalam mendukung pulih tumbuhnya perekonomian sebuah daerah secara berkelanjutan,” ungkap Melkias Werinussa saat membuka Festival Ecotourism, di Studio 1 XXI Manokwari City Mall, Kamis (29/09/2022)
Menurut Melkias Werinussa, kondisi pandemi Covid-19 membawa dampak pada turunnya pertumbuhan ekonomi khususnya di bidang pariwisata. Hal ini tercermin dari terkontraksinya pertumbuhan sektor penyediaan akomodasi, makan dan minum, dan sektor transportasi Papua Barat pada Triwulan II-III dan IV Tahun 2020.
“Meski beitu, perkembangan terkini pandemi Covid-19 di Papua Barat menunjukkan kondisi yang semakin baik, seiring dengan penerapan protokol kesehatan yang memadai, akselerasi vaksinasi dosis lengkap maupun booster,” ungkapnya.
Perkembangan tersebut, kata Melkias Werinussa, memberikan dukungan percepatan pemulihan aktivitas perekonomian, khususnya pada sektor pariwisata yang identik dengan pergerakan atau mobilitas masyarakat.
“Hal ini juga tercermin dari pertumbuhan lapangan usaha sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman, serta transportasi yang tumbuh tinggi pada Triwulan II pada 2022,” sebut Melkias Werinussa.
Scarring effect dari pandemi Covid-19 membuat seluruh stakeholder perlu berupaya mendorong sektor ekonomi pariwisata bangkit kembali. Salah satu upaya yang bisa didorong yakni mengubah jenis dan pengelolaan destinasi wisata misalnya dengan mengoptimalkan ecotourism.
“Dalam mendukung pengembangan ecotourism, tentunya diperlukan infrastruktur kepariwisataan yang memadai. Mulai dari sisi keamanan, jaringan komunikasi, listrik, ketersediaan air bersih, ketersediaan transportasi dalam mendukung konektivitas ke destinasi wisata lainnya menjadi pertimbangan utama para wisatawan untuk mengunjungi sebuah lokasi wisata,” ujar Melkias Werinussa.
Selanjutnya, sebut Melkias Werinussa, tak hanya terkait ketersediaan sarana dan fasilitas, pengembangan ecotourism harus mempunyai implikasi terhadap pengentasan kemiskinan, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), serta tools pendukung dalam mencegah deforestasi.
“Saya harap kegiatan ini menjadi sebuah stimulus pemulihan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi regional, melalui peningkatan pemahaman terkait alternatif potensi pemasukan daerah dan menarik minat investor untuk melakukan penanaman investasi hijau bidang ecotourism di papua barat,” pesan Melkias Werinussa. ( PFP-07 )