PinFunPapua.com, Manokwari – Tiga tahun menjabat sebagai Wakapolda Papua Barat, Brigjen Pol Patrige R Renwarin S.H., M.Si mempunyai banyak kesan selama menjabat menjadi Wakapolda Papua Barat.
Ada beberapa tugas yang Patrige anggap cukup berat dilaksanakan saat menjabat sebagai Wakapolda Papua Barat.
Brigjen Pol Patrige R Renwarin S.H., M.Si mengatakan banyak sekali tugas-tugas yang telah dilaksanakan di Polda Papua Barat
Tugas yang dianggap cukup berat ketika perekrutan anggota Bintara dan Perwira Otsus, tugas tersebut melibatkan Polri, Pemerintah Daerah dan juga Mabes Polri dalam perekrutan Bintara dan Perwira Polri jalur otsus dalam jumlah besar,” ungkap Patrige saat ditemui sejumlah wartawan di Mapolda Papua Barat, Selasa ( 7/11/2023 ).
Saya sampaikan cukup berat, yang mana kita tahu bahwa kemampuan pembiayaan buat polri dalam satu tahun itu sudah dianggarkan untuk 300 orang Bintara.
“Namun kita harus berjuang untuk terima lebih dari 1000 Bintara dan itu bisa terwujud berkat kerjasama antara Polda, Pemerintah Daerah dan Mabes Polri,” ucapnya.
Inilah yang berat sehingga kita butuh pengorbanan baik itu pengorbanan moril, maupun pengorbanan materil, sehingga kita bisa mewujudkan itu dan sekarang jumlah personil di Papua barat banyak.
” Saya mau ucapkan terima kasih kepada bapak Dominggus Mandacan, Kepala Biro Otsus bersama staf, yang sudah mendukung Polda Papua barat sehingga kita bisa menciptakan jumlah personil yang banyak,” tuturnya.
Selain itu selama bertugas sebagai Wakapolda Papua Barat tentunya lebih banyak bertugas dalam pembinaan personil maupun pembinaan terhadap kinerja organisasi. Walaupun ada tantangan kita maklumi bersama, tidak semua personil yang kita harapkan kemampuannya kapasitasnya, kapabilitasnya mendapat nilai great A.
” Sehingga tantangan yang terberat bagaimana kita membuat, menciptakan kegiatan-kegiatan yang mengimbangi maupun yang seimbang dengan kemampuan personil kita,” ucapnya.
Tugas ketiga tentunya tentang kondisi Kamtibmas di Papua Barat yang menjadi sangat rawan dan merah berada di daerah maybrat.
” Sehingga kita butuh pemikiran yang serius untuk menangani hal tersebut dengan berbagai upaya walaupun belum maksimal, tapi setidaknya sudah dapat mengurangi persoalan-persoalan yang berganti terutama tekanan-tekanan yang terjadi di maybrat,” tambah Patrige.
Salah satu yang bisa kita lakukan walaupun ini menjadi pro dan kontra karena bertentangan dengan aturan, yaitu menempatkan seorang kapolres yang berpangkat kompol menjadi Kapolres.
Tetapi karena pertimbangan situasi dan kita terus berupaya dengan dukungan Kapolda hingga Kapolres Maybrat sekarang anak Papua
” Ini upaya-upaya yang kita lakukan dan menabrak aturan, tetapi akhirnya disetujui karena pertimbangan situasi Kamtibmas yang ada di Papua Barat khususnya yang ada di Maybrat,” pungkasnya ( PFP-04 )