PinFunPapua.com, Manokwari – Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait penyusunan laporan inventarisasi gas rumah kaca (GRK) di Aston Niu Manokwari, Kamis (29/8/2024).
Kegiatan ini dibuka oleh Asisten II, Melkias Werimusa, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di bidang lingkungan hidup.
Gas rumah kaca adalah gas yang terdapat di atmosfer dan berfungsi menyerap radiasi inframerah, sehingga berperan dalam menentukan suhu atmosfer di permukaan bumi. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer berdampak signifikan terhadap perubahan cuaca dan iklim, serta mempengaruhi aspek ekonomi, lingkungan, dan kehidupan sehari-hari.
Dalam rangka pengelolaan emisi gas rumah kaca di Indonesia, telah dikembangkan sebuah aplikasi perhitungan dan pelaporan secara online bernama **Sistem Informasi Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi (SING SMART)**. Aplikasi ini dirancang oleh Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca, Monitoring, Pelaporan, dan Verifikasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak tahun 2015.
Menurut Melkias Werimusa, terdapat lima sektor yang terlibat dalam perhitungan emisi GRK melalui aplikasi SING SMART, yaitu sektor kehutanan, energi, limbah, pertanian, dan industri. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa masih terdapat sejumlah kendala dalam penyelenggaraan inventarisasi GRK, terutama dalam hal keterbatasan operator SING SMART yang disebabkan oleh masih banyaknya data aktivitas yang belum terinput ke dalam aplikasi tersebut.
Salah satu tantangan utama adalah kesulitan mendapatkan sumber data yang akurat dari kelima sektor tersebut. “Kami berharap melalui kegiatan ini, para peserta dapat membantu memberikan data dan informasi sebanyak mungkin untuk menjaring data aktivitas di SING SMART, khususnya di Provinsi Papua Barat,” ujar Melkias Werimusa.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan pemahaman para peserta dalam menyusun laporan inventarisasi gas rumah kaca secara akurat dan komprehensif, sehingga upaya pengendalian emisi gas rumah kaca di Papua Barat dapat lebih optimal dan berkelanjutan. (JN)