PinFunPapua.com, Manokwari – Selain berfokus pada peningkatan layanan KB, BKKBN juga menyoroti pentingnya perencanaan keluarga sebagai upaya menurunkan angka stunting di Papua Barat. Philmona Yarollo, S.Sos, M.Si, Kepala Perwakilan BKKBN Papua Barat, menekankan bahwa salah satu cara efektif untuk mencegah stunting adalah melalui perencanaan yang matang sejak sebelum kehamilan.
“Perencanaan keluarga tidak hanya berkaitan dengan kuantitas anak, tetapi juga kualitas sumber daya manusia yang akan lahir,” ungkapnya saat ditemui sejumlah wartawan di kantor BKKBN Papua Barat.
BKKBN telah melibatkan berbagai pihak dalam upaya ini, seperti TNI dalam penyediaan air bersih dan layanan kontrasepsi di daerah terpencil. Selain itu, tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader PKK, serta tokoh masyarakat, juga terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya gizi serta kesehatan reproduksi yang baik.
Upaya lainnya adalah melalui program pemberian kontrasepsi pasca-persalinan, di mana ibu yang baru melahirkan langsung diberikan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dalam waktu dekat.
Hal ini diharapkan dapat mendukung program 1.000 hari pertama kehidupan, yang merupakan periode kritis dalam penanganan stunting.
Philmona juga menjelaskan bahwa BKKBN telah bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk melakukan pendampingan bagi calon pengantin, termasuk pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.
” Calon pengantin diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin (HB) dan lingkar lengan atas untuk memastikan mereka dalam kondisi sehat dan tidak berisiko sebelum memutuskan untuk hamil, ujarnya.
Dengan semua langkah ini, Philmona berharap Papua Barat dan Papua Barat Daya dapat terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga yang matang dan berkontribusi pada penurunan angka stunting,” pungkasnya. (red)
