PinFunPapua.com, Manokwari – Papua Barat telah menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan adanya insinerator modern yang dikelola oleh PT Papua Doberai Mandiri (Padoma). Grace Dharmawati Timang, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3, dan Peningkatan Sampah DLHP Papua Barat, menyampaikan bahwa insinerator ini akan memecahkan masalah pengelolaan limbah B3 yang selama ini dihadapi oleh provinsi tersebut.
“Selama ini, limbah B3 dari fasilitas kesehatan di Papua harus dikirim ke luar daerah karena belum ada fasilitas pengolahan di sini. Dengan adanya insinerator ini, kita tidak lagi perlu mengandalkan vendor luar,” ujar Grace.
Insinerator ini berkapasitas 150 kilogram per jam dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan limbah di wilayah Papua Barat dan Papua secara keseluruhan, yang jumlah limbahnya masih relatif kecil dibandingkan dengan daerah lain.
” Grace menjelaskan bahwa sejak pandemi COVID-19, jumlah limbah medis meningkat secara drastis, namun sebagian besar provinsi di Indonesia belum siap menghadapinya. Papua Barat, dengan dukungan dari KLHK, bergerak cepat untuk menyediakan fasilitas dan lahan yang diperlukan guna menerima hibah insinerator tersebut,” jelasnya
Insinerator tersebut diuji selama dua minggu, dengan debu dan emisi yang dihasilkan diuji di laboratorium di Jerman. Hasil uji menunjukkan bahwa insinerator tersebut aman dan efektif dalam mengelola limbah B3. Setelah proses pengujian dan perizinan selama satu tahun, insinerator ini akhirnya mendapatkan Surat Layak Operasi (SLO) pada tahun 2024, meskipun peluncuran resminya sempat tertunda karena kendala teknis.
Saat ini, insinerator tersebut siap mengolah limbah B3 dari berbagai fasilitas kesehatan di Papua Barat. Grace menekankan pentingnya penggunaan insinerator ini untuk memusnahkan limbah dari rumah sakit, puskesmas, pustu dan klinik. Dengan biaya operasional yang cukup besar, termasuk kebutuhan bahan bakar, fasilitas kesehatan akan dikenakan retribusi untuk pengelolaan limbah mereka.
Grace berharap insinerator ini akan menjadi solusi permanen bagi pengelolaan limbah B3 di Papua Barat, sehingga tidak ada lagi pengiriman limbah ke luar daerah. “Dengan adanya insinerator ini, kami berharap rumah sakit di seluruh Papua Barat dapat memanfaatkan fasilitas ini dan tidak perlu lagi bekerja sama dengan vendor luar,” tutupnya. (red)