PinFunPapua.com, Manokwari – Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Papua Barat, melalui Kepala Dinas Reymond Richard H. Yap, menyatakan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk menghadapi perubahan iklim sebagai bagian dari isu nasional yang berdampak di daerah. Dalam hal ini, pihak Dinas Lingkungan Hidup lebih banyak mengedepankan kegiatan sosialisasi dan pembinaan, terutama di kampung-kampung yang tergabung dalam Program Kampung Iklim (Proklim).
“Kami melakukan pembinaan terhadap kampung-kampung yang tergabung dalam Proklim agar program pengurangan dampak perubahan iklim dapat terlaksana secara efektif. Salah satu kegiatan yang kami sosialisasikan adalah penanaman pohon di sekitar kampung serta pengelolaan sampah yang ramah lingkungan,” jelas Yap.
Menurutnya, pembakaran sampah masih menjadi masalah serius yang turut berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca, salah satu penyebab perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi saat ini juga menimbulkan anomali cuaca, seperti pergeseran musim hujan di wilayah Indonesia Timur.
Program Proklim di Papua Barat mencakup 85 kampung di enam kabupaten, yaitu Manokwari Selatan dengan 28 kampung, Manokwari dengan 20 kampung, Fakfak dengan 15 kampung, Teluk Wondama dengan 13 kampung, Teluk Bintuni dengan tujuh kampung, dan Pegunungan Arfak dengan dua kampung. Dalam program ini, masyarakat didorong untuk menjaga lingkungan dengan mengelola sampah menjadi pupuk organik, yang dapat digunakan untuk pertanian lokal.
Yap juga menekankan bahwa kegiatan Proklim sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun ini, Dinas Lingkungan Hidup telah melaksanakan sejumlah kegiatan, termasuk di Pulau Mansinam dan Pantura Distrik Manokwari Utara. Masyarakat diajarkan untuk menjaga lingkungan sekitarnya serta mengelola sampah menjadi pupuk ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan sendiri. (red)