PinFunPapua.com, Manokwari – Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat telah resmi melantik Dance Sangkek sebagai Penjabat Sekda Papua Barat menggantikan Nataniel Mandacan yang kini menjabat sebagai pejabat fungsional di lingkungan Provinsi Papua Barat.
Pelantikan Penjabat Sekda Papua Barat Dance Sangkek sudah sesuai dengan mekanisme pemerintahan dan atas persetujuan Menteri Dalam Negeri.
Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam rangkan mengisi kekosongan Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat telah mengusulkan tiga nama pejabat yang diajukan hampir sebulan yang lalu ke Kementerian Dalam Negeri. Tiga nama yang diusulkan yakni pertama Asisten I Provinsi Papua Barat, Kepala Bappeda, dan Kepala Dinas Sosial.
Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Barat Drs Paulus Waterpauw saat membeberkan mekanisme terpilihnya Dance Sangkek sebagai Penjabat Sekda Papua Barat, di Auditorium PKK, Jumat (18/11/2022).
Dari usulan tiga nama tersebut Kementerian Dalam Negeri mengkaji dan dianalisa melalui mekanisme yang dimiliki Kementerian Dalam Negeri.
Kata Waterpauw dimana mekanisme yang dipunyai oleh Kementerian Dalam Negeri seperti itu, nama diusulkan Pemerintah baik itu Pejabat atau Penjabat Gubernur, Bupati dan Walikota, selalu mereka turunkan tim yang tidak pernah berkoordinasi dengan kita di wilayah.
“ Timnya akan jalan sendiri dan melacak backrgound latar belakang nama-nama yang dimaksud, kemudian dibawa ke Jakarta dan dikaji serta ada keputusan yang diberikan,” ungkapnya.
Pj Gubernur Papua Barat mengatakan saya coba melakukan intervensi, tanya-tanya kepada Sekjend Kementerian, namun Sekjed tidak bisa bersuara, hal yang sama saya tanyakan kepada Dirjen OTDA, namun semua harus menunggu keputusan langsung dari Kementerian Dalam Negeri.
Kalau untuk bertanya kepada Menteri Dalam Negeri saya tidak berani karena saya tahu beliau punya karakter seperti apa, beliau adalah pribadi yang tidak mau didorong-dorong, cuma waktu itu saya hanya memberikn sein saja “ bapak kami sudah melantik bapak nataniel mandacan sebagai pejabat fungsional, ” tandasnya.
“ Jadi saya tahu karakter beliau, beliau juga mengerti karakter saya, sehingga bisa dipahami saja yang kita harus mengerti keadaan-keadaan bagaimana dan kapan kita bisa menyampaikan beberapa hal, jadi orang bilang jangan main bay pass, memaksakan kehendak saja, mau dan mau saja itu tidak bisa, semua harus dibarengi oleh sebuah irama suasana kebatinan yang harus kita paham, sama halnya kita mengajukan sebuah rencana program strategis kepada pemerintah di pusat. Karena kita tidak bisa main paksa saja, harus lewat proses yang penuh kehati-hatian,” pungkasnya. (PFP-05)