Lagi-lagi Pasangan Suami Istri Ini Mengangkat Anak Asuh  Sebanyak 15 Orang

PinFunPApua.com, Fakfak – Pada kesempatan itu Gubernur kembali mengangkat anak asuh dimana dari 25 anak terkena stunting Kampung Raduria Distrik Fakfak Tengah, 15 diantaranya menjadi anak asuh.

“15 anak menjadi tanggungjawab saya dan sisanya nanti biar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menanganinya,”ujar Gubernur Waterpauw.

Ia juga berharap Bupati Fakfak dan perangkatnya bisa melakukan hal yang sama. Karena kebijakan program mama dan bapak dinilai efektif mempercepat penurunan stunting.

Tercatat hingga saat ini Penjabat Gubernur telah memiliki sekira 75 anak asuh yang tersebar di seluruh Kabupaten. Program anak asuh dimana perbulannya diberikan bantuan 500 ribu selama 3 bulan pertama, apabila dievaluasi masih memerlukan penanganan dilanjutkan tahap kedua.

“ Pada saat itu juga dilakukan tanda tangan komitmen bersama dalam Percepatan Penanganan Kemiskinan Extrem dan Stunting di Fakfak,” ucapnya

Ditanya soal keironisan yang terjadi dengan angka Stunting tinggi di daerah penghasil ikan segar melimpah seperti Fakfak, Awal merespon dengan menyebutkan penyebabnya kompleks dari berbagai faktor.

“Mulai dari kondis sosial masyarakat kita yang belum paham, termasuk kaitannya dengan pernikahan dini dan kekerasan dalam rumah tangga serta pemahaman masyarakat yang belum teredukasi,” bebernya.

Awal mengambil contoh untuk Distrik Wartutin, dari 228 anak terdapat 57 anak yang terkena Stunting.

Angka ini berarti 25 persen yang masih terkena Stunting, kemudian di Distrik Karas yang merupakan daerah pesisir masih ada sekira 20 persen anak-anaknya mengalami Stunting,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting balita  di Papua Barat mencapai 30 persen pada tahun 2022.

Besaran angka stunting provinsi tersebut menempati peringkat ke-6 secara nasional.

Prevalensi balita stunting Papua Barat meningkat 3,8 poin dari tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 26,2 persen.

Untuk diketahui, Stunting ialah kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, di mana dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme, dan pertumbuhan fisik pada anak.

Sementara itu, dalam jangka panjang, dampak stunting ialah kesulitan belajar, penyakit jantung dan pembuluh darah. ( red/rls )

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *