MANOKWARI, PinFunPapua.com — Sekretaris Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), Ferdinand Pihiwi, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat lima kursi kosong di lembaganya yang sangat memengaruhi efektivitas kinerja. Kekosongan ini terjadi akibat pengunduran diri serta wafatnya beberapa anggota MRPB secara berturut-turut.
Menurut Ferdinand, kekosongan pertama terjadi setelah anggota MRPB, Maxsi Nelson Ahoren, mengundurkan diri karena mencalonkan diri sebagai Bupati Manokwari Selatan (Mansel). Menyusul hal tersebut, MRPB telah mengusulkan nama pengganti kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Barat.
“Setelah Maxsi Nelson Ahoren, menyusul almarhum Lukas Rumadas yang juga telah kami usulkan pergantiannya. Namun hasilnya belum keluar, lalu menyusul Ibu Kemas, kemudian Ibu Elisabet Bhaba, dan terakhir Bapak Yonas Hidom,” ujar Ferdinand saat ditemui di Kantor Sekretariat MRPB, Manokwari, Kamis (8/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa saat ini total ada lima kursi anggota MRPB yang kosong dan seluruh proses usulan pergantian antarwaktu (PAW) telah disampaikan ke Kesbangpol. Selanjutnya, Kesbangpol akan meneruskan usulan tersebut kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Papua Barat untuk mendapat persetujuan dan penerbitan Surat Keputusan (SK).
“Siapa yang menjadi pengganti, itu bukan urusan kami. Itu tanggung jawab Kesbangpol yang mengacu pada hasil seleksi awal karena sudah ada daftar tunggu yang disiapkan. Tugas kami hanyalah menunggu SK. Jika SK sudah keluar, kami tinggal menyiapkan pelantikan,” jelas Ferdinand.
Pelantikan anggota PAW nantinya akan dilakukan oleh Gubernur Papua Barat berdasarkan SK dari Menteri Dalam Negeri. Namun hingga kini, belum ada kejelasan mengenai tindak lanjut proses tersebut.
Ferdinand tak menampik bahwa berturut-turutnya anggota yang meninggal dunia sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan internal MRPB. “Sebagai manusia biasa, tentu muncul rasa tidak percaya diri, bahkan saling curiga. Namun kami kembali kepada iman bahwa hidup dan mati adalah kuasa Tuhan. Semua anggota yang meninggal sebelumnya juga memiliki riwayat sakit,” ujarnya.
Untuk menguatkan mental dan spiritual seluruh anggota, MRPB telah menggelar doa bersama lintas agama, yakni Islam, Katolik, dan Protestan, doa bersama dilaksanakan di ruang sidang lembaga maupun sekretariat.
“Puji Tuhan, semua berjalan baik. Hari ini anggota sudah mulai masuk kerja dan melaksanakan tugas seperti biasa dengan semangat dan keyakinan bahwa Tuhan yang memegang kendali,” tambahnya.
Ferdinand berharap agar pemerintah, khususnya Kesbangpol Papua Barat, dapat mempercepat proses administrasi PAW agar kekosongan lima kursi tersebut segera terisi. “Komunikasi dari pemerintah provinsi ke Kementerian Dalam Negeri adalah ranah mereka. Kami di MRPB hanya bisa menunggu, dan sangat berharap agar proses ini tidak berlarut-larut,” tutupnya. (red/adv)