Pertamina dan Pemprov Maluku Utara Adakan Trauma Healing untuk Anak-anak Korban Banjir Bandang di Ternate

PinFunPapua.com, Jayapura, (28/08/2024) – Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Babullah dan Fuel Terminal (FT) Ternate, bersama dengan Penjabat Gubernur Maluku Utara, mengadakan kegiatan trauma healing bagi anak-anak pengungsi korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate. Kegiatan ini dilaksanakan di Posko SMK 4 Pelayaran pada 26 Agustus 2024.

Sinki Anggriani, Community Development Officer (CDO) Pertamina AFT Babullah, menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meringankan trauma yang dialami anak-anak akibat bencana.

“Kami mengajak mereka bernyanyi serta bermain untuk meringankan trauma dari bencana yang terjadi, dan harapannya dengan adanya relawan Pertamina dapat menghibur anak-anak yang juga menjadi korban bencana banjir bandang,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Gubernur Maluku Utara, Samsuddin A. Kadir, turut berpartisipasi dan berbagi keceriaan dengan anak-anak pengungsi.

“Ini merupakan bencana alam yang tidak diduga, jadi semoga kita bisa tetap menjaga keceriaan. Di sini juga banyak kakak-kakak relawan yang menghibur adik-adik semua,” ucap Samsuddin.

Samsuddin juga menyampaikan apresiasinya kepada Pertamina dan para relawan atas upaya pendampingan trauma healing yang dilakukan. “Terima kasih juga kepada kakak-kakak relawan Pertamina yang sudah ada di sini, telah mengajak adik-adik bermain dan bernyanyi bersama. Ini sangat berguna bagi pemulihan mental mereka,” pungkasnya.

Edi Mangun, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi rasa trauma dan kesedihan, terutama pada anak-anak pengungsi.

“Dari tim Pertamina bersama pemerintah, kami mengadakan kegiatan bermain dan bernyanyi bersama anak-anak di pengungsian agar mereka dapat lebih senang dan rileks dalam menghadapi situasi ini. Hal ini juga bertujuan untuk meringankan rasa trauma akibat bencana,” jelasnya.

Edi berharap kegiatan trauma healing ini dapat membantu anak-anak pengungsi dari sisi psikologis. “Anak-anak sudah seharusnya memiliki waktu dan masa bermain yang cukup agar tumbuh kembang mereka tidak terganggu dan tidak ada dampak buruk bagi psikis mereka,” tutupnya. (red/rls)

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *