Polda Papua Barat Beberkan Kronologi Hilangnya IPTU Samuel Tomi Marbun di Sungai Rawara

MANOKWARI, PinFunPapua.com – Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat menggelar konferensi pers pada Selasa (18/3/2025) di Markas Polda Papua Barat, Anday, guna merilis kronologi hilangnya Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Teluk Bintuni, IPTU Samuel Tomi Marbun, S.Tr.K. Perwira polisi tersebut terseret arus deras Sungai Rawara saat memimpin operasi gabungan TNI-Polri dalam pengejaran kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Konferensi pers dipimpin oleh Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ongky Isgunawan, S.I.K., serta dihadiri oleh Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid, dan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manokwari, Yefri Sabaruddin. Dalam kesempatan tersebut, kepolisian mengungkap bahwa pencarian yang telah berlangsung selama 18 hari melibatkan berbagai metode, termasuk penggunaan drone dan helikopter, namun hingga kini IPTU Samuel Tomi Marbun belum ditemukan.

Kronologi Kejadian

Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid, menjelaskan bahwa insiden terjadi pada Rabu, 18 Desember 2024, sekitar pukul 14.00 WIT. Saat itu, tim gabungan yang terdiri dari 20 personel TNI-Polri berusaha menyeberangi Sungai Rawara untuk melanjutkan pengejaran terhadap KKB.

Sebelumnya, operasi dimulai sejak 13 Desember 2024 dengan latihan tembak di Batalyon 763/SBA Bintuni. Pada hari kejadian, tim dibagi menjadi dua regu. Saat tiba di tepi Sungai Rawara, seorang Tenaga Bantuan Operasi (TBO) lokal telah memperingatkan tim terkait bahaya arus deras dan keberadaan buaya. Namun, IPTU Marbun tetap melanjutkan perjalanan dan mencoba menyeberangi sungai.

“Saya berenang sendiri, tapi arus menghanyutkan saya. Saat berusaha memperingatkan rekan, lima personel dan satu TBO sudah lebih dulu menyebrang,” ujar Bripka Roland Manggaprow, salah satu saksi mata.

Tak lama berselang, teriakan panik terdengar. IPTU Marbun terlihat kehilangan keseimbangan dan terseret arus ke tengah sungai. Upaya penyelamatan oleh Kanit Resmob dan personel TNI tidak membuahkan hasil karena derasnya arus sungai.

Upaya Pencarian Intensif

Pencarian terhadap IPTU Samuel Tomi Marbun dimulai pada 19 Desember 2024 dan melibatkan 65 personel gabungan. Proses pencarian menggunakan tiga perahu longboat serta helikopter Bell 412 EP dari Operasi Damai Cartenz. Namun, cuaca buruk dan medan hutan yang lebat menjadi kendala utama dalam upaya pencarian.

Tim Basarnas turut membantu, namun mereka mengakui tidak memiliki penyelam dengan kualifikasi khusus untuk menyelam di sungai berarus kencang seperti Sungai Rawara. Pada 21 Desember, pihak keluarga korban bahkan membawa tiga paranormal untuk melakukan ritual adat. Salah satu paranormal mengklaim melihat “tanda” berupa kawanan burung yang tiba-tiba terbang mendadak. Namun, ketika tim diterjunkan ke lokasi, mereka tidak menemukan jejak korban.

Pada periode 29 hingga 31 Desember 2024, pencarian difokuskan pada penyisiran udara serta koordinasi dengan warga sekitar. Namun, pada 31 Desember, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk menghentikan pencarian.

“Kami berterima kasih atas segala upaya yang telah dilakukan. Mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan,” ujar AKP (Purn) Gelora Tarigan, mertua IPTU Marbun, mewakili keluarga korban.

Kapolres AKBP Choiruddin Wahid menegaskan bahwa meskipun operasi pencarian resmi dihentikan, upaya pencarian secara terbatas tetap akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat. Ia juga menyatakan bahwa kepolisian akan memberikan imbalan bagi siapa saja yang menemukan petunjuk keberadaan IPTU Marbun.

Hingga saat ini, penyebab utama hilangnya IPTU Samuel Tomi Marbun masih dalam tahap investigasi, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran prosedur dalam upaya penyeberangan sungai saat operasi berlangsung.

Profil IPTU Samuel Tomi Marbun

IPTU Samuel Tomi Marbun adalah perwira muda Polri yang bergabung sejak tahun 2012. Ia dikenal sebagai sosok yang berprestasi dan telah menerima dua penghargaan atas pengabdiannya yang luar biasa dalam penegakan hukum. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan sejawat, serta masyarakat yang mengenalnya.

Pihak keluarga berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan keselamatan personel dapat menjadi prioritas utama dalam setiap operasi yang dilakukan di wilayah dengan medan ekstrem seperti Papua Barat. (red)

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *