MANOKWARI, PinFunPapua.com — Pemerintah Provinsi Papua Barat menargetkan sejumlah capaian strategis dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2025–2029, sebagai kelanjutan dari visi pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Wakil Gubernur Mohamad Lakotani menjelaskan, penyusunan RPJMD kali ini telah mempertimbangkan tantangan dan potensi spesifik daerah, serta berpijak pada dokumen jangka panjang RPJPD Papua Barat 2025–2045.
Sasaran pembangunan yang ditetapkan mencakup lima indikator utama, yaitu:
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tahun 2024, IPM Papua Barat mencapai 67,69—naik 0,85 poin dari tahun sebelumnya. Pemerintah menargetkan IPM meningkat menjadi 71,62 pada tahun 2030.
Angka Kemiskinan
Kemiskinan di Papua Barat masih tinggi dengan angka 21,66% pada Maret 2024. Meski turun dari 22,15% pada tahun sebelumnya, target pengurangannya adalah hingga 15,77% pada 2030.
Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi naik tajam dari 3,91% (2023) menjadi 20,80% (2024), mencerminkan pemulihan pasca-pandemi. Namun, target jangka menengah ditetapkan pada 6,00% yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Tingkat Pengangguran Terbuka
Turun dari 4,18% (2023) menjadi 4,13% (2024), dengan target pengurangan hingga 3,81% pada tahun 2030.
Rasio Gini
Rasio Gini 2024 tercatat 0,385, menurun dari 0,393 tahun sebelumnya. Targetnya ditetapkan sebesar 0,350 untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah dan kelompok sosial.
Lakotani menegaskan bahwa untuk mencapai target-target tersebut, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kabupaten/kota, lembaga pembangunan, dan masyarakat sangat dibutuhkan.
“Saya minta para bupati senantiasa mengoordinasikan jajarannya agar perencanaan dan penganggaran berbasis sistem informasi perencanaan daerah (SIPD) berjalan efektif, akuntabel, dan transparan,” katanya.
Ia juga mendorong seluruh peserta Musrenbang memberikan masukan konstruktif guna menghasilkan dokumen perencanaan yang lebih inklusif dan berdampak nyata.
“Sasaran makro ini adalah tantangan kita bersama. Mari bekerja keras untuk menghasilkan program dan kegiatan pembangunan yang berbobot,” pungkas Lakotani. (red/rls)