MANOKWARI, PinFunPapua.com – Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kabupaten Teluk Bintuni menjadi ajang refleksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam mengevaluasi capaian pembangunan serta menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya orang asli Papua (OAP).
Anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), Eduard Orocomna, menegaskan bahwa perayaan hari jadi daerah seharusnya tidak sekadar bersifat seremonial, melainkan menjadi titik tolak bagi perubahan nyata, terutama bagi masyarakat dari tujuh suku asli yang mendiami wilayah Teluk Bintuni.
“Teluk Bintuni memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Provinsi Papua Barat, tetapi dampaknya belum terasa secara signifikan di kampung-kampung terpencil. Banyak wilayah masih kesulitan mengakses infrastruktur dasar,” ujar Eduard Orocomna di Manokwari, Rabu (4/6/2025).
Ia menyoroti ketimpangan antara alokasi anggaran yang besar dengan kondisi riil pembangunan di lapangan. Menurutnya, akses jalan dan jembatan merupakan kebutuhan paling mendesak yang harus segera dipenuhi pemerintah daerah demi kelancaran mobilitas masyarakat serta peningkatan pelayanan publik.
“Kami meminta perhatian serius dari pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur dasar, agar mobilitas masyarakat tidak lagi terhambat dan pelayanan publik bisa berjalan maksimal,” tegas Eduard.
Selain persoalan infrastruktur, Eduard juga menekankan pentingnya investasi di bidang pendidikan sebagai fondasi pembangunan jangka panjang. Ia mendorong Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni untuk memperluas program beasiswa, baik di dalam negeri maupun luar negeri, khususnya bagi pemuda-pemudi dari kalangan OAP.
“Pemerintah harus menyiapkan generasi muda orang asli Papua agar mampu bersaing. Beasiswa adalah salah satu jalan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dari tujuh suku asli Teluk Bintuni,” lanjutnya.
Menurut Eduard, peningkatan kualitas SDM harus menjadi perhatian utama pemerintah dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan. Ia berharap Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy, bersama Wakil Bupati Joko Lingara dapat merancang kebijakan yang lebih berpihak pada kepentingan masyarakat akar rumput.
“Ulang tahun daerah ini harus menjadi refleksi dan komitmen bersama untuk memperbaiki pelayanan dan pemerataan pembangunan,” pungkas Eduard.
Peringatan HUT ke-22 Teluk Bintuni diharapkan tidak hanya menjadi perayaan simbolis, tetapi juga momentum untuk menguatkan tekad bersama dalam membangun daerah secara inklusif dan berkelanjutan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat, khususnya orang asli Papua. (red)