
Jakarta, PinFunPapua.com – Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Dr. Filep Wamafma, mengecam keras tindakan sejumlah warganet yang menyerang akun media sosial pemain tim nasional Indonesia, Yakob Sayuri, dengan ujaran bernada rasis dan kebencian.
Senator asal Papua Barat itu menilai bahwa tindakan rasis terhadap pemain nasional sangat tidak pantas, terlebih Yakob dan rekan-rekan di Timnas berjuang membawa nama baik bangsa di kancah internasional.
“Saya menyayangkan perilaku masyarakat kita, terutama dalam menggunakan media sosial. Seolah menjadi kebiasaan melontarkan ujaran rasis dan kebencian setiap kali timnas menelan kekalahan. Kritik itu boleh, tapi harus disampaikan dengan bijak tanpa melukai,” ujar Filep kepada awak media, Sabtu (11/10/2025).
Menurut Filep, kritik seharusnya disampaikan untuk membangun, bukan menyerang dengan rasisme. Ia mengingatkan bahwa para pemain Timnas Indonesia telah berjuang atas nama seluruh rakyat Indonesia, sehingga dukungan dan semangat jauh lebih dibutuhkan ketimbang hinaan bernuansa diskriminatif.
Ujaran Kebencian Terulang, Indonesia Pernah Dihukum FIFA
Filep yang juga menjabat sebagai Sekretaris MPR For Papua menegaskan, tindakan ujaran kebencian di dunia olahraga bukan hal baru. Ia menyoroti bahwa insiden serupa pernah terjadi, bahkan mengakibatkan sanksi dari FIFA terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Semua pasti masih ingat, PSSI diganjar sanksi oleh FIFA karena dianggap melanggar Pasal 15 terkait tindakan diskriminatif. Saat itu, dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 25 Maret 2025, sejumlah supporter menyampaikan slogan xenophobia,” jelas Filep.
Akibat pelanggaran tersebut, FIFA menjatuhkan dua hukuman kepada PSSI, yakni denda lebih dari Rp400 juta dan kewajiban menutup 15 persen kapasitas Stadion GBK pada laga kandang berikutnya.
Filep menilai, peristiwa itu seharusnya menjadi pelajaran penting agar masyarakat lebih bijak dalam mendukung tim nasional, sekaligus menjaga semangat fair play dan keberagaman yang dijunjung tinggi dalam dunia olahraga.
Olahraga Harus Jadi Ruang Edukasi dan Toleransi
Senator Papua Barat itu juga menyinggung kejadian serupa pascalaga Indonesia kontra Guinea, di mana sejumlah warganet menyerang akun media sosial pemain Guinea dengan ujaran rasis. Menurutnya, ruang olahraga seharusnya menjadi sarana edukasi untuk memperkuat nilai toleransi dan anti-diskriminasi.
“Ruang olahraga ini harus menjadi sarana edukasi untuk memperkuat budaya toleransi dan menolak diskriminasi. Itu jati diri kita sebagai bangsa yang plural,” tegas Filep.
Dorong Penegakan Hukum dan Perlindungan bagi Pemain
Filep meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku ujaran kebencian dan rasisme di media sosial, sesuai dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia juga mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga serta PSSI memberikan perhatian serius terhadap persoalan ini, termasuk memastikan perlindungan bagi pemain timnas dari intimidasi berbasis ras.
“Selain edukasi, penegakan hukum harus dilakukan. Jangan sampai hal-hal seperti ini dibiarkan terus terjadi. Pemain kita perlu merasa aman dan dihargai,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, pemain Timnas Indonesia Yakob Sayuri menjadi korban serangan rasis di media sosial usai pertandingan melawan Arab Saudi pada Rabu (9/10/2025). Dalam kolom komentarnya, beredar sejumlah ujaran seperti “Mending ikut OPM sana”, “Hitam”, hingga “Kera kok main bola”.
Meski demikian, banyak pula netizen yang membela dan memberikan semangat kepada Yakob, mengingatkan warganet lainnya agar tidak terpancing emosi dan tetap menjaga sikap sportif di dunia maya.
(JN/RLS)