Origenes Ijie, Hari Seni Budaya dan HUT PI Tidak Boleh Dicampuradukkan

Tokoh pemekaran Irian Jaya Barat dari Tim 315, Origenes Ijie

MANOKWARI, PinFunPapua.com – Tokoh pemekaran Irian Jaya Barat dari Tim 315, Origenes Ijie, menegaskan bahwa Hari Seni Budaya tidak memiliki kaitan dengan Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil (HUT PI). Ia mengingatkan bahwa sejarah harus dihormati dan tidak boleh dicampuradukkan dengan kepentingan lain.

Menurut Origenes, pada 6 Februari 2003, pemerintahan resmi Irian Jaya Barat dimulai dengan pembukaan selubung papan nama di Kantor Gubernur lama. Momentum itu diawali dengan pawai masyarakat keliling Manokwari sebelum akhirnya kembali ke kantor gubernur untuk meresmikan pemerintahan Irian Jaya Barat.

“Hari Budaya tidak ada hubungannya dengan HUT PI. Pejabat yang ada harus tahu diri. Semua orang datang pada 5 Februari untuk memperingati Pekabaran Injil, tetapi pada 6 Februari, kita melaksanakan pawai dan membuka selubung papan nama sebagai tanda resmi dimulainya pemerintahan Irian Jaya Barat,” ujarnya.

Ia menilai pemerintah saat ini lebih fokus pada peringatan HUT PI tetapi mengabaikan sejarah penting 6 Februari, yaitu hari diakui dan berdirinya Irian Jaya Barat sebagai provinsi yang sah.

Sorotan terhadap Pengelolaan Anggaran

Origenes juga mengkritik alokasi anggaran yang dinilai tidak proporsional. Ia menyoroti bahwa untuk perayaan hari-hari besar kenegaraan dan pemerintahan, anggaran selalu tersedia, tetapi dalam konteks peringatan 6 Februari, hal ini kurang diperhatikan.

“Berbicara tentang efisiensi anggaran, tidak boleh tebang pilih. Hari-hari besar kenegaraan dan pemerintahan selalu mendapatkan anggaran, tetapi untuk HUT PI, dialokasikan dana yang cukup besar. Lalu bagaimana dengan peringatan sejarah berdirinya Irian Jaya Barat?” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti adanya oknum yang dahulu menolak pemekaran provinsi tetapi kini berusaha mengaburkan sejarah. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa sejarah harus diluruskan dan tidak boleh dicampuradukkan dengan kepentingan lain, termasuk antara Hari Seni Budaya dan HUT PI.

“Hari Seni Budaya merupakan bagian dari awal berdirinya pemerintahan Irian Jaya Barat yang dimotori oleh Gubernur Abraham Ataruri. Jika saat ini ada yang mencampurkan karnaval budaya dengan hari seni budaya Papua Barat, itu sangat disesalkan,” tambahnya.

Sejarah 6 Februari dalam Pemekaran Irian Jaya Barat

Origenes menjelaskan bahwa pemilihan tanggal 6 Februari bukan tanpa alasan. Ia mengingatkan bahwa saat itu, almarhum Gubernur Abraham Ataruri menghadapi pro dan kontra dalam pendirian provinsi ini. Namun, dengan kebijaksanaan yang dimilikinya, ia memilih tanggal 6 Februari sebagai penegasan atas eksistensi dan pengakuan resmi terhadap Irian Jaya Barat.

“Tanggal 5 Februari semua orang pergi ke Pulau Mansinam untuk memperingati Pekabaran Injil. Kemudian, tanggal 6 Februari mereka melaksanakan seni budaya untuk mengakui kehadiran Irian Jaya Barat, yang saat itu masih diperdebatkan,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah bukan bagian dari gereja dan tidak boleh mencampurkan peringatan sejarah dengan kepentingan lain. Jika ada pihak yang merasa keberatan, ia siap berdiskusi dan berdebat untuk meluruskan fakta sejarah.

“Mereka yang dulu menolak provinsi ini, sekarang masuk dan mencoba mengaburkan sejarah. Tapi selama saya, Origenes Ijie, masih hidup, saya akan menjaga kebenaran sejarah ini. Jika ada yang menyimpang, mereka akan berhadapan dengan saya,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan pesan moral dari almarhum Abraham Ataruri kepada generasi penerus agar memahami dan menjaga sejarah dengan baik. Menurutnya, memahami sejarah adalah tanggung jawab semua pihak, terutama mereka yang kini menjadi pemimpin di Papua Barat. (red)

Please follow and like us:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *