FAKFAK, PinFunPapua.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Asy-Syafi’iyah Fakfak resmi melakukan serah terima jabatan (sertijab) kepengurusan dari pengurus demisioner kepada pengurus baru, pada Minggu pagi (18/5/2025). Prosesi tersebut dilaksanakan di Aula Kampus STIA Asy-Syafi’iyah dan menjadi momen bersejarah bagi regenerasi kepemimpinan di lingkungan komisariat.
Tongkat estafet kepemimpinan diserahkan dari Ketua Demisioner Diana Fatmawati kepada Zulkifli Rohrohmana, yang terpilih melalui Rapat Anggota Komisariat (RAK) ke-18. Pelaksanaan sertijab ini berlangsung khidmat dan disaksikan oleh kader-kader HMI serta tamu undangan dari organisasi kemahasiswaan lainnya.
Dalam sambutan perdananya, Zulkifli menyampaikan apresiasi atas amanah yang diberikan serta menekankan pentingnya membangun konsolidasi internal guna memperkuat gerak organisasi. Ia mengajak seluruh kader untuk melakukan refleksi terhadap dinamika kepengurusan sebelumnya dan bersama-sama menatap arah perjuangan ke depan secara lebih progresif.
“Saya mengajak teman-teman seperjuangan untuk mengevaluasi serta belajar dari pengalaman lalu. Kita jalankan organisasi ini dengan sepenuh hati, melanjutkan perjuangan para pendahulu yang telah membuka jalan,” ujar Zulkifli penuh semangat.
Namun di balik optimisme itu, Zulkifli juga menyampaikan keprihatinan atas stagnasi kepemimpinan di tubuh HMI Cabang Fakfak. Ia menyoroti bahwa sejak pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) pada 22 Januari 2025, belum tampak tanda-tanda aktivitas dari kepengurusan cabang yang baru.
“Seharusnya HMI Cabang hadir merangkul dan mengayomi komisariat-komisariat yang ada. Tetapi setelah konfercab, aktivitas organisasi justru tidak jelas. Saya sendiri sebagai peserta penuh dalam konferensi tersebut merasa kecewa karena belum melihat tanggung jawab itu dijalankan,” ungkap Zulkifli dengan nada tegas.
Lebih lanjut, ia mengutip Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HMI sebagai pijakan hukum organisasi yang seharusnya menjadi rujukan utama dalam menjalankan roda kepemimpinan. Ia mengingatkan bahwa jabatan dalam organisasi adalah amanah, bukan sekadar simbol atau formalitas belaka.
“Kita semua memiliki harapan besar terhadap HMI. Jangan biarkan AD/ART hanya menjadi dokumen yang dibuka saat forum resmi saja, tetapi jadikan sebagai pegangan hidup dalam berorganisasi. Komisariat harus tegas dan bersuara dalam kondisi seperti ini,” tambahnya.
Zulkifli menegaskan bahwa ke depan, HMI Komisariat STIA Asy-Syafi’iyah harus memainkan peran strategis di tengah tantangan organisasi, sekaligus menjadi motor penggerak konsolidasi di level bawah.
Serah terima jabatan ini tidak hanya menjadi proses pergantian struktur, melainkan momentum untuk meneguhkan semangat kolektif dalam menghidupkan kembali semangat kaderisasi, advokasi, serta peran intelektual mahasiswa di tengah dinamika sosial kemasyarakatan di Fakfak.
Dengan semangat baru di bawah kepemimpinan Zulkifli Rohrohmana, HMI Komisariat STIA Asy-Syafi’iyah diharapkan mampu menjadi episentrum gerakan mahasiswa yang mandiri, kritis, dan berdampak nyata bagi kemajuan daerah serta umat. (Risman)