PinFunPapua.com, Mansel – Bakal calon Bupati Manokwari Selatan, Maxsi Nelson Ahoren, memberikan klarifikasi resmi terkait tuduhan penggunaan ijazah palsu yang sebelumnya diungkapkan oleh Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran. Isu mengenai keabsahan ijazah Ahoren telah menjadi sorotan di berbagai media online dan media sosial.
Dalam pernyataannya, Maxsi Nelson Ahoren dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menjelaskan bahwa dirinya merupakan warga asli Manokwari Selatan yang telah menempuh pendidikan secara sah dan murni dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
“Saya adalah alumni SD YPK Solafide Ransiki. Semua teman-teman saya yang bersekolah di sana masih lengkap dan kami semua tamat bersama-sama,” ujarnya saat memberikan klarifikasi, Sabtu (14/9/2024).
Ahoren melanjutkan bahwa setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SD, ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sama, sebelum akhirnya melanjutkan ke SMA Oikoumene di Manokwari.
Ia meyakini bahwa semua proses pendidikan yang telah dilaluinya dapat diverifikasi dan dipastikan keabsahannya.
“Saya yakin pihak Bawaslu dan KPU telah melakukan verifikasi faktual di lapangan, termasuk melakukan kunjungan langsung ke SMA Oikoumene untuk memeriksa keabsahan ijazah saya,” tambah Ahoren.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihak Bawaslu dan KPU telah memeriksa berbagai dokumen pendukung yang membuktikan keabsahan ijazahnya, seperti bukti pembayaran SPP dari kelas 1 hingga kelas 3, buku induk siswa, serta kehadiran guru-guru yang masih aktif hingga saat ini.
“Bahkan, para guru yang mengajar kami pada saat itu juga telah memberikan konfirmasi langsung kepada KPU dan Bawaslu Manokwari Selatan mengenai keabsahan ijazah saya,” jelasnya.
Ahoren menegaskan bahwa hasil dari verifikasi yang dilakukan oleh pihak berwenang tersebut menyatakan bahwa semua dokumen dan persyaratan pendidikan yang diajukannya lengkap dan sah. Dengan demikian, ia memenuhi syarat untuk maju sebagai calon Bupati Manokwari Selatan dalam Pilkada 2024.
Melalui klarifikasi ini, Ahoren berharap isu mengenai dugaan ijazah palsu tidak lagi menjadi polemik yang mengganggu proses demokrasi di Manokwari Selatan. Ia juga berharap agar masyarakat dapat fokus pada visi dan misi para kandidat, serta tidak terpengaruh oleh isu-isu negatif yang tidak berdasar.
“Saya berharap masyarakat bisa melihat rekam jejak dan visi saya untuk membangun Manokwari Selatan, tanpa terjebak dalam isu-isu yang tidak substansial,” pungkasnya. (red)